Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIREKTUR Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengapresiasi kinerja sangat positif Pertamina pada 2022.
Sepanjang tahun tersebut, BUMN energi ini antara lain meraup laba bersih US$3,8 miliar atau setara Rp56,6 triliun.
Raihan tersebut meningkat sekitar 86% dibandingkan dengan realisasi laba tahun sebelumnya dan merupakan terbesar sepanjang sejarah.
Komaidi berpendapat capaian tersebut merupakan buah keberhasilan Pertamina dalam menerapkan strategi efisiensi.
Keberhasilan tersebut, tegasnya, bukan semata-mata karena faktor keberuntungan.
Baca juga: Bukukan Laba Tertinggi, 45 Ribu Warga Terima Manfaat TJSL Pertamina
“Pertamina patut diapresiasi. Dengan meraih laba, berarti mereka melakukan kegiatan luar biasa, salah satunya efisiensi di berbagai sektor,” ujar Komaidi, dalam keterangannya, hari ini.
Komaidi menilai tidak mudah untuk meraih laba pada kondisi saat ini. Keberhasilan tersebut karena Pertamina memang menerapkan kebijakan yang tepat. Dengan kata lain, hasil luar biasa tersebut bukan semata-mata karena windfall.
Terlebih, selain efisiensi, Pertamina juga menerapkan digitalisasi sehingga bisa mengurangi loss dan penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM).
"Kita harus melihat lebih objektif. Tidak 100% windfall. Sebab, jika Pertamina tidak menerapkan berbagai strategi, rugi juga," terang Komaidi.
Baca juga: Kinerja 2022 Pertamina, Digitalisasi Terintegrasi Hasilkan Cost Optimization Hingga US$3,27 Miliar
Fakta bahwa Pertamina memang menerapkan strategi bisnis yang tepat, karena tahun-tahun sebelumnya juga mampu meraih hasil positif. Termasuk pada 2020, saat pandemi covid-19.
Ketika itu, banyak perusahaan migas dunia mengalami kerugian, ternyata Pertamina meraih laba Rp14 triliun.
Di tengah hantaman triple shocks berupa anjloknya harga minyak, jatuhnya permintaan minyak, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Pertamina justru memperlihatkan kinerja menggembirakan.
Padahal, pada periode itu, sejumlah perusahaan migas dunia seperti Exxon Mobil Corporation, Chevron Corporation, dan BP melaporkan kinerja mereka melemah dan merugi.
BP membukukan rugi bersih US$5,7 miliar selama 2020 dan Exxon Mobil mengalami kerugian US$20,1 miliar. Nasib serupa juga dialami Chevron yang membukukan kerugian US$11 juta pada kuartal tahun yang sama.
Baca juga: Kinerja 2022 Pertamina, Operational Excellence Dibarengi Pemanfaatan TKDN Hingga 60%
Ke depan, Komaidi mengingatkan, Pertamina untuk tetap berhati-hati menghadapi berbagai tantangan, termasuk terkait transisi energi. Komaidi berharap Pertamina lebih bijak dalam menetapkan portofolio investasi, termasuk sektor energi fosil dan energi baru terbarukan (EBT).
Terlebih, karena diperkirakan energi yang bersumber dari fosil masih dibutuhkan hingga 30-50 tahun ke depan.
"Saya kira isu-isu resesi dan ekonomi global, pelemahan mata uang, dan lainnya sudah biasa dihadapi Pertamina. Namun, persoalan transisi energi tergolong isu baru," pungkasnya. (RO/S-2)
Hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan adalan kualitas layanan serta ketersediaan anggaran
PEMERINTAH resmi menghapus tunjangan komunikasi atau uang pulsa hingga uang saku untuk rapat bagi ASN, menurut pengamat kebijakan ini tepat di tengah efisiensi
Elon Musk resmi mundur dari Doge, inisiatif efisiensi pemerintah AS, setelah 130 hari menjabat.
Bahkan media-media besar sudah melakukan penyesuaian konten, efisiensi tenaga kerja, dan perubahan pola bisnis
Pelaksanaan kontrak pesawat jet, KPU RI mampu melakukan efisiensi pembayaran. Sebab, nilai kontrak awal pengadaan itu sebesar Rp65 miliar.
Sebagai informasi, Komisi V DPR RI menyetujui tambahan anggaran Kementerian PU tahun 2025 menjadi Rp73,76 triliun.
Pertamina berencana melakukan pergeseran (shifting) sumber impor minyak mentah (crude) dari beberapa negara ke Amerika Serikat.
Pemerintah masih mengkaji lebih lanjut negara mana saja yang impornya akan dialihkan ke AS.
Berbagai inovasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) membuktikan BUMN tersebut terdepan dalam transisi energi dan dekarbonisasi.
Upaya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang agresif melakukan eksplorasi sumur migas diapresiasi. Itu bisa menjadi bekal ketahanan energi nasional.
Dengan penambahan ini, Pertamina yakin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, baik yang tengah melakukan perjalanan ataupun tinggal di rumah
Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus telah menyiapkan penyaluran fakultatif lebih dari 107% dari rata-rata penyaluran harian dengan jumlah 160.120 tabung untuk seluruh wilayah NTB.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved