Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDUSTRI keuangan semakin terhubung antara nasabah, pelaku industri, dan institusi pemerintah akibat gencarnya digitalisasi saat pandemi Covid-19. Di sisi lain, keterhubungan itu juga menimbulkan risiko kejahatan siber yang lebih besar, salah satunya soal kebocoran data.
Dalam kondisi hyperconnected seperti sekarang, insiden siber dapat menimbulkan efek kejut dan berisiko sistemik terhadap stabilitas industri keuangan di Indonesia.
Ketua Umum Masyarakat Telekomunikasi Indonesia (Mastel) Sarwoto Atmosutarno mengatakan, risiko siber adalah risiko yang sangat dinamis.
Baca juga : Didukung BSSN, PT MTM Luncurkan Tim Tanggap Insiden Siber
"Tantangan organisasi ke depan lebih ke arah optimalisasi sumber daya terbatas atau mahal agar efektif dan efisien dalam melindungi aset atau layanan yang paling bernilai,” ujarnya dalam diskusi bertajuk Tantangan Masa Depan Keamanan Siber bagi Industri Keuangan" di Jakarta, Kamis (8/6).
Menurut Sarwoto, baik di level individu maupun organisasi perlu mengevaluasi peran dan kesiapan terkait perlindungan data serta keamanan sistem informasi.
Baca juga : Serangan Siber pada Sistem Kerja Hybrid Makin Meningkat
“Hal ini menghindari implikasi sistemik dari eksploitasi kelemahan atau celah keamanan di salah satu pihak,” imbuhnya.
Lewat diskusi yang melibatkan banyak pemangku kepentingan itu, Sarwoto berharap dapat mencari solusi yang tepat guna terkait perlindungan data serta nasabah industri keuangan.
“Manajemen risiko siber untuk stabilitas industri keuangan, kami melibatkan BI, OJK, Kementerian Pertahanan, praktisi dan asosiasi,” kata Sarwoto.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 Wimboh Santoso mengatakan, risiko siber tidak mudah dan selalu berevolusi secara dinamis berbeda dengan risiko lain di industri jasa keuangan.
“Untuk meminimalisasi risiko siber perlu kerja sama seluruh pemangku kepentingan, baik nasabah, pelaku jasa keuangan dan pihak ketiga harus selalu waspada dalam menjaga transaksi, menjalankan edukasi dan sosialisasi," katanya. (RO/Z-5)
BADAN Reserse Kriminal Polri mencatat terdapat 4.250 kasus kejahatan siber selama pandemi covid-19 tahun ini
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mempertanyakan nasib data pribadi sejak PDNS 2 Surabaya terkena serangan siber.
Negara paling berdampak pada kebocoran data adalah Australia dan India.
Tiga pejabat intelijen militer Korea Utara (Korut) terkait kampanye serangan siber untuk mencuri US$1,3 miliar dalam mata uang kripto dan tradisional dari bank serta target lainnya.
Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) tidak langsung menanggapi permintaan untuk mengomentari tuduhan tersebut.
Outlet media memutuskan untuk tidak melansir rincian tersebut dan mengalihkan email itu kepada pihak kepolisian.
Pada hari pertama Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEDKI), tantangan keamanan siber menjadi sorotan utama.
Orangtua khawatir anak sering bermain Roblox dan Minecraft? Ini saran dari para ahli agar anak tetap aman bermain.
Materi pelatihan lebih dikhususkan pada pendalaman data personal di seluruh platform media sosial
PT Telkom bersama Yayasan Pendidikan Telkom Bandung menggelar pelatihan Cyber Security Awareness untuk siswa SMK.
Kasus-kasus kebocoran data besar-besaran menunjukkan bahwa masalah yang tampak hanyalah sebagian kecil dari masalah besar yang ada
KPU RI juga diyakini sudah mengantisipasi adanya kejahatan siber selama Pilkada 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved