Kamis 08 Juni 2023, 14:45 WIB

Pembebasan Fiskal Bisa Untungkan Industri Emas Dalam Negeri

Widhoroso | Ekonomi
Pembebasan Fiskal Bisa Untungkan Industri Emas Dalam Negeri

ANTARA
Ilustrasi

 

KEPUTUSAN pemerintah membebaskan fiskal berupa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen terhadap komoditas emas dinilai sangat tepat. Kebijakan tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap industri emas dalam negeri agar mampu bersaing dengan industri emas global.

"Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menerima usulan dari asosiasi dengan menetapkan emas masuk dalam komoditas strategis yang tidak kena pajak 11 persen," kata Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Arman Hakim Nasution dalam keterangan yang diterima, Kamis (8/6).

Dikatakan, berdasarkan Undang-Undang No 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, emas batangan (ingot) dianggap bukan objek pajak. Regulasi ini diperkuat dengan terbitnya Surat Keterangan Bebas (SKB) PPH Pasal 22 atas Impor Emas Batangan Untuk Ekspor Perhiasan Emas yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pajak serta pemberlakuan kode seperti HS Code 71.06 (perak) dan 71.08.12.10 (emas ingot) yang dikenakan bea masuk nihil berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Bea dan Cukai.

Menurutnya, Indonesia sebagai penghasil emas nomor enam di dunia dan komoditi untuk perhiasan nomor enam di dunia akan kalah bersaing jika ada penambahan pajak 11 persen di sektor hulu. Apalagi industri perhiasan emas dalam negeri, termasuk sekitar 30 persen perajin emas sektor UMKM merupakan industri padat karya berbasis keahlian. "Dibandingkan Singapura dan Inggris, harga emas kita lebih mahal," katanya.  

Arman menambahkan industri emas dalam negeri dituntut bermain kecepatan dari sisi produksi dan penjualan. Hal ini mengingat industri berbasis skill ini hanya memperoleh margin sekitar 2 persen.

Lebih jauh, Arman menilai berdirinya bank emas (bullion bank) diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi industri emas dalam negeri. Selain mempermudah rantai pasokan bahan baku industri perhiasan, pendirian bank emas ini bisa menghemat biaya transporasi sebesar 2,5 persen yang pada akhirnya akan memperkuat industri perhiasan emas untuk mampu bersaing di pasar global. Bullion bank nantinya juga akan membuat harga bahan baku emas lebih murah yang akan memungkinkan industri perhiasan emas untuk meningkatkan daya saing di pasar global.

"Jika Bullion Bank ini sudah jalan, maka kita tidak perlu melakukan ekspor bahan mentah emas. Sehingga akan lebih menghemat transportation cost 2,5 persen," terang Arman. (RO/R-2)

 

Baca Juga

MI/Susanto

Luhut Sebut Tiket LRT Bali Hampir Rp50 Ribu

👤Insi Nantika Jelita 🕔Jumat 29 September 2023, 16:03 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kisi-kisi besaran tarif tiket kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Bali sekitar US$3 atau...
Freepik

Pengakuan Nilai Karbon Bentuk Optimalisasi Ekonomi Hijau

👤M Ilham Ramadhan Avisena 🕔Jumat 29 September 2023, 15:52 WIB
EKONOMI hijau merupakan salah satu potensi perekonomian Indonesia di masa depan yang harus...
Dok. PLN

PLN Bersiap Melantai di Bursa Karbon Indonesia

👤Fetry Wuryasti 🕔Jumat 29 September 2023, 14:40 WIB
PT PLN (Persero) akan segera melantai ke bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya