Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Perta Life Insurance (PertaLife Insurance) terus mencetak laba bersih tertinggi sepanjang masa.
Setelah sukses mencapai laba tertinggi 2021 sebesar Rp48,95 miliar, pada 2022 Pertalife masih mampu meraih kenaikan laba bersih sebesar 48,08 % menjadi Rp72,49 miliar. Laba 2022 ini pun menjadi capaian laba tertinggi perseroan sepanjang masa.
Direktur Keuangan dan Investasi Pertalife Insurance, Yuzran Bustamar menjelaskan, perolehan laba itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan premi sebesar 40,39%, hasil underwriting sebesar 40,37%, pendapatan investasi sebesar 60,13%, dan imbal jasa Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebesar 11,70%.
Sepanjang 2022, pendapatan premi tercatat sebesar Rp686,52 miliar, pendapatan underwriting sebesar Rp73,32 miliar, pendapatan investasi sebesar Rp99,97 miliar, dan imbal jasa DPLK sebesar Rp20,96 miliar.
Sepanjang 2022, PertaLife Insurance telah menjalankan beberapa inisiatif untuk merealisasikan Program Transformasi Berkelanjutan, antara lain penyesuaian kebijakan produk, penyelesaian portofolio yang bermasalah, dan percepatan likuiditas piutang perusahaan. Di sisi lain, PertaLife Insurance terus menyempurnakan sistem manajemen kinerja dan melakukan efisiensi biaya.
Direktur Pemasaran PertaLife Insurance, Haris Anwar menambahkan, perusahaan berkomitmen untuk memberikan layanan prima untuk meningkatkan loyalitas nasabah dan memberikan dampak pada kenyamanan pemegang polis untuk tetap membayarkan preminya sehingga mampu membangun keberlanjutan perusahaan.
“Kami juga melanjutkan sinergi dengan PT Pertamina (Persero) Group dan PT Timah Tbk, Group. Sinergi tersebut menjadi fokus Perusahaan dengan adanya penawaran dan pengembangan produk seperti produk kesehatan, produk severance, term life, dan asuransi jiwa kredit,” jelas Haris.
Layanan Terbaik
PertaLife Insurance berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada nasabah dengan menyediakan berbagai kemudahan, baik melalui kantor layanan secara fisik maupun layanan digital. Peluncuran Digital Marketing tahun sebelumnya mampu mendorong PertaLife Insurance untuk beradaptasi dengan era digital demi kepuasan nasabah.
Haris menambahkan, iklim usaha nasional yang dipenuhi dengan berbagai tantangan, tidak menyurutkan kinerja usaha Pertalife Insurance untuk terus bergerak positif.
“Parameternya dapat dilihat dari kinerja keuangan PertaLife Insurance yang rata-rata tumbuh di atas industri,” jelas Haris.
PertaLife Insurance pun optimistis mampu menciptakan kinerja lebih baik pada 2023. Dengan demikian pencetakan laba tertinggi perseroan bakal berlanjut di tahun ini. (RO/E-1)
Mampukah dia mengembalikan dan menjaga kepercayaan itu? Apa yang harus dia lakukan?
Bright Gas memiliki keunggulan yaitu teknologi Double Spindle Valve System (DSVP), sehingga keamanan tabung itu lebih terjaga
Sebanyak 12 tim startup hasil kurasi melakukan presentasi bisnis di hadapan para juri ahli inovasi di Kampus ITB Bandung, Kamis (23/11).
Pertamina Patra Niaga memastikan pemenuhan kebutuhan energi masyarakat selama periode Ramadan dan Idul Fitri 1445 H secara optimal.
Pertamina Patra Niaga telah memasarkan produk bitumen untuk mendukung proyek pemeliharaan rutin Suku Dinas (Sudin) Bina Marga Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Dengan sistem MAP ini bisa tahu kebutuhan real di lapangan seperti apa. Kalau ada indikasi penyalahgunaan, pemerintah maupun Pertamina bisa melacak
Dari sisi keuangan daerah. Pemkab Bandung berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) menjadi Rp1,3 triliun di 2023, yang tahun sebelumnya mencapai Rp960 miliar.
Bank bjb mengambil langkah hati-hati dan cenderung konservatif guna merespons berbagai situasi terkini.
CIMB Niaga akan terus melengkapi layanan yang diberikan melalui kantor cabang. Bandung dan Jawa Barat menjadi salah satu wilayah yang menjadi perhatian.
Selain itu, korporasi pun sukses mencatatkan perolehan Earning Before Interest and Taxes (EBIT) yang signifikan, mencapai Rp 903 miliar.
Perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp5,74 triliun, dengan laba sebelum EBITDA sebesar Rp1,564 triliun.
Tahun lalu, klub berjuluk Si Nyonya Tua ini juga mengalami kerugian. Namun kerugian musim lalu tidak sebesar saat ini dengan hanya mencapai 39,9 juta euro.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved