Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) meresmikan fasilitas static var compensator (SVC) untuk memangkas emisi karbon dan pemakaian energi sekaligus meningkatan efisiensi dan keandalan sistem kelistrikan pabrik.
Pengerjaan fasilitas SVC ini dilakukan bersama dengan mitra pelaksana, ABB Indonesia dan ABB Swiss, yang berkontribusi dalam desain, teknik, dan pengiriman material serta menyediakan peralatan untuk digunakan.
Acara peresmian secara simbolis dilakukan Direktur Corporate Affairs GRP Fedaus bersama Local Business Line Manager ABB Process Industries for Southeast Asia Pierre Leretz, serta dihadiri perwakilan PT PLN (Persero) UP3 Cikarang, manajemen ABB Indonesia dan GRP, di Cikarang, Jabar, Selasa (16/5).
Baca juga: Indonesia Kucurkan Investasi Rp313 Triliun untuk Kurangi Emisi Karbon
Teknologi SVC memungkinkan GRP untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon yang dihasilkan oleh sistem kelistrikan pabrik.
Selain itu, penggunaan peralatan ini juga dapat meningkatkan keandalan sistem kelistrikan pabrik dan mengurangi biaya perawatan dan penggantian peralatan.
Dengan mengimplementasikan desain yang dioptimalkan, bus tegangan menengah yang merupakan bagian dari sistem distribusi listrik, tetap stabil yang menghasilkan transfer daya maksimum ke tungku. Ini menghasilkan pengurangan waktu tap-to-tap dan hemat energi sekitar 5%-6%.
Direktur Corporate Affairs GRP Fedaus menyatakan pada 2022 GRP telah meluncurkan Buku Panduan Strategi Environmental, Social and Governance (ESG) yang menjabarkan langkah-langkah perusahaan dalam proses transisi menjadi perusahaan ramah lingkungan dalam beberapa tahun mendatang.
Karena itu, fasilitas SVC merupakan implementasi konkret dari rencana GRP, dan sesuai dengan pilar ke-3 dari strategi ESG yaitu Transisi Energi dan Solusi Rendah Karbon.
"Kami juga telah berinvestasi lebih dari US$7 juta sebagai perwujudan komitmen kami dalam pembangunan fasilitas ini,” kata Fedaus melalui keterangan tertulisnya, hari ini.
Baca juga: Emisi Karbon Indonesia Paling Rendah Kedua di ASEAN
Menurut data International Energy Agency (IEA), industri baja menyumbang sekitar 7% dari total emisi gas rumah kaca global.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan sektor industri secara keseluruhan merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca tertinggi kedua di Indonesia setelah sektor energi.
Karena itu, diperlukan kerja sama mulitpihak dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Terlebih, pemerintah Indonesia telah menaikkan target nationally determined contribution (NDC) 2030 dari 29% menjadi 31,8% untuk menuju karbon netral pada 2060 atau lebih cepat.
“Melalui penggunaan teknologi ini, GRP menunjukkan komitmennya dalam menjalankan operasional perusahaan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan."
"Kami berharap upaya kami saat ini dapat menginspirasi perusahaan lain untuk mengadopsi teknologi serupa dan berkontribusi dalam mencapai tujuan keberlanjutan dari pemerintah serta memberikan nilai lebih secara global,” tutup Fedaus.
Baca juga: Diantara Negara G20, Emisi Karbon per Kapita Indonesia Terendah Setelah Brazil dan India
Sementara itu, Pierre Leretz dari ABB mengatakan pihaknya senang dapat bekerja sama dengan GRP untuk memperkenalkan teknologi SVC.
"Ini sejalan dengan komitmen pada strategi keberlanjutan 2030 kami, untuk secara aktif menuju masyarakat rendah karbon," ujarnya.
Dalam upaya tersebut, pihaknya menyediakan motor dengan efisiensi tinggi yang dapat mengurangi 40% pemborosan energi sehingga mampu membantu perusahaan mencapai tujuan keberlanjutannya dan memberikan manfaat bagi lingkungan wilayah sekitar.
"Sebagai mitra GRP, ABB di Indonesia akan terus mendukung konsumen dan supplier kami untuk mengurangi tujuan emisi dan pengurangan emisi karbon dalam aspek operasional yang mereka miliki.” (RO/S-2)
PENURUNAN daya saing Indonesia di tingkat global dinilai mengkhawatirkan. Terlebih penurunan daya saing itu utamanya disebabkan oleh penurunan peringkat efisiensi pemerintah.
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam melakukan kegiatan adalan kualitas layanan serta ketersediaan anggaran
PEMERINTAH resmi menghapus tunjangan komunikasi atau uang pulsa hingga uang saku untuk rapat bagi ASN, menurut pengamat kebijakan ini tepat di tengah efisiensi
Elon Musk resmi mundur dari Doge, inisiatif efisiensi pemerintah AS, setelah 130 hari menjabat.
Bahkan media-media besar sudah melakukan penyesuaian konten, efisiensi tenaga kerja, dan perubahan pola bisnis
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG).
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
PRESIDEN Prabowo Subianto memproyeksikan Indonesia bakal swasembada energi dalam waktu lima tahun mendatang.
Ketahanan energi merupakan salah satu prioritas utama dalam visi pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan.
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT PAL Indonesia siap berkolaborasi untuk memajukan industri maritim nasional sekaligus mendukung rencana penguatan armada.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved