Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PROGRAM hilirisasi sumber daya alam diyakini menjadi gerbang emas bagi bangsa Indonesia. Melalui program hilirisasi, bangsa ini dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Emas pada 2045 dalam mengupayakan RI naik menjadi negara dengan penghasilan tinggi.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia akan terus mengakselerasi program hilirisasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi agar memberikan nilai tambah sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara.
Pada ujungnya, hilirisasi bertujuan melipatgandakan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita menjadi US$10 ribu pada 2045, sehingga membawa Indonesia mendekati ambang negara berpendapatan tinggi, menurut Bank Dunia. Pada gilirannya, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa, pulau terkaya dan terpadat.
Baca juga: Menteri ESDM Minta Perusahaan Segera Rampungkan Proyek Smelter
Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mendorong menteri Bahlil memperkuat investasi melalui pembangunan smelter untuk menjawab kebutuhan hilirisasi sejumlah tambang di dalam negeri.
Menurut Fahmy, transformasi ekonomi menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi industri harus secara konsisten digalakkan untuk menyambut Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, ia menilai kebijakan pemerintah melarang ekspor bijih mentah nikel supaya fokus menggejot hilirisasi harus mendapatkan dukungan. Salah satuya dari para pengusaha tambang untuk berinvestasi mendirikan smelter.
“Saat ini kebutuhan yang harus segera direalisasikan adalah tersedianya smelter dengan jumlah kapasitasnya itu memadai untuk mengolah tambang kita yang sedemikian besar. Nah investor didorong oleh pemerintah itu bisa dari para pengusaha tambang nikel, kalau selama ini dia gali kemudian dijual begitu ya maka dengan adanya larangan ekspor tadi dia dipaksa untuk membangun smelter,” ujar Fahmy, Kamis (2/3).
“Masalahnya adalah kapasitas smelter untuk melakukan hilirisasi itu belum memadai oleh karena itu pemerintah harus mendorong terus dan Bahlil melakukan itu untuk melalui investasi agar hilirisasi tadi dapat berjalan sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan,” imbuh Fahmy.
Fahmy menambahkan investasi itu juga bisa datang dari konsorsium beberapa perusahaan tambang untuk bersama-sama membangun smelter.
Dikatakan Fahmy, tinggal bagaimana pemerintah membuat kebijakan yang dapat menarik minat investor seperti halnya mempermudah perizinan dan memberikan sejumlah insentif.
“Selain itu, investor yang memang dia khusus investasi di bidang smelter tadi dan itu banyak jumlahnya. tugas Bahlil untuk menarik (investasi) bagi mereka salah satunya maka pemerintah harus memberikan kemudahan perizinan kemudian harus memberikan fiskal insentif sehingga profit dan ROI-nya investasi itu dapat sehingga ada suatu kepastian kapan dia harus kembali dan menurut saya itu sungguh prospektif karena pasarnya jelas ada,” paparnya.
“Karena kita melihat Indonesia memiliki tambang yang sangat besar, sehingga itu sebenarnya sudah menarik lalu kemudian pemerintah memberikan kemudahan dan insentif, maka saya yakin akan berbondong-bondong investor,” sambung Fahmy.
Di satu sisi, kata Fahmy, kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah mineral dan hilirisasi harus konsisten dilakukan karena membutuhkan waktu yang tidak singkat, meskipun mendapatkan gugatan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pemimpin penerus Presiden Joko Widodo harus tetap mempertahankan kebijakan tersebut.
“Karena ini memang jangka panjang tidak bisa 5-10 tahun bahkan mungkin 15 tahun, nah oleh karena itu siapapun yang terpilih presiden khususnya untuk pengembangan ekosistem industri agar Indonesia menjadi negara modern itu harus dijaga dan benar-benar dikawal,” ucapnya.
Lanjut Fahmy, Indonesia berpotensi menjadi negara maju jika konsisten melakukan hilirisasi mendorong Indonesia dari negara berkembang menuju negara yang maju, yang tidak hanya mengandalkan tingkat konsumsi sebagai penopang ekonomi, namun melalui kontribusi industri hilirisasi.
“Kalau keterkaitan ekosistem industri yang sangat kompleks ini dapat berjalan dengan baik maka Indonesia akan menjadi negara modern karena apa, kontribusi pertumbuhan ekonomi itu disumbang terbesar dari industri bukan dari konsumsi,” tukas Fahmy. (RO/OL-1)
40 pegawai Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengikuti Pelatihan Jurnalistik: Teknik Penulisan dan Fotografi untuk Media Sosial dan Website.
Menteri Rosan Roeslani menjabarkan selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, realisasi investasi menembus Rp9.117,4 triliun dari triwulan IV-2014 hingga triwulan III-2024.
Sementara realisasi investasi 10 tahun Jokowi menembus Rp9.117,4 triliun dari triwulan IV-2014 hingga triwulan III-2024
Realisasi investasi hilirisasi terbesar selama empat tahun terakhir berasal dari sektor mineral dengan kontribusi investasi smelter mencapai Rp759,83 triliun.
Rosan menjelaskan kehadiran pabrik tersebut sebagai komitmen pemerintah bersama swasta untuk membangun ekosistem kendaraan listrik,
Indonesia masih kalah dari Vietnam yang industrial park-nya sudah lebih dari 62% menggunakan tenaga listrik berbasis clean energy.
Wamen Investasi Todotua Pasaribu kunjungi Tiongkok untuk jajaki kerja sama kemaritiman. Zhenghui Group rencanakan investasi tahap awal USD100 juta di Sulawesi Barat.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengapresiasi kolaborasi antara PT Sat Nusapersada dengan Lenovo Indonesia.
Pengurusan izin usaha di Tanah Air masih membutuhkan waktu hingga 65 hari. Berbeda jauh dengan negara-negara maju dalam memproses izin bisnis.
Kepala BKPM RosanPerkasa Roeslani menuturkan dalam waktu dekat Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan diresmikan.
BKPM aktif menjemput bola investasi imbas perang tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kami juga mendorong BTS dan TCI untuk menarik lebih banyak investor yang menjadi offtaker produk mereka, sehingga tercipta ekosistem industri timah yang berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved