INONESIA menerapkan sistem demokrasi dan telah berulang menyelenggarakan Pemilu. Pesta demokrasi itu mesti bisa dijalani dengan suka cita, alih-alih dipenuhi dengan perselisihan yang dapat memicu perpecahan.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Kuliah Umum Media Indonesia bertajuk Kondisi Ekonomi dan Fiskal Indonesia di Tahun Politik di Kompleks Media Grup, Jakarta, Jumat (3/2).
"Saya yakin di dalam Pemilu nanti, kita semua dengan keinginan menjaga persatuan dan kesatuan untuk merayakan pesta demokrasi, bukan perang demokrasi, maka kita akan bisa maju," ujarnya.
Tensi yang menghangat menjelang pemilu menurutnya perlu dimaknai sebagai proses berdemokrasi. Perbedaan dalam menentukan pilihan mestinya tak dianggap untuk memantik permusuhan.
Justru dari perbedaan tersebut, kata Sri Mulyani, masyarakat Indonesia harus bisa mewadahinya dengan tujuan kepentingan bangsa. Komitmen untuk menjaga kesatuan dan persatuan mutlak dijaga serta dipertahankan.
"Kita tidak akan pernah sama. Bagaimana kita bisa beda tapi kita tetap menghormati dan tetap punya komitmen bersama membangun Indonesia. Itu adalah sesuatu yang harus kita jaga bersama," terangnya.
Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, juga terus mendukung penyelenggaraan pesta demokrasi di Tanah Air. Salah satunya melalui pengalokasian anggaran yang mencukupi dan memadai.
"Anggarannya kita sediakan memadai dan tentu tetap dengan pruden, makanya kita selalu sampaikan, kita dukung proses pemilu 2024 nanti," tuturnya.
Sri Mulyani menambahkan, sejauh ini sudah ada 18 partai politik yang dinyatakan lolos dan dapat berpartisipasi dalam pesta demokrasi di tahun depan. Dia meyakini partai-partai yang ikut serta dalam Pemilu memiliki tujuan untuk memajukan Indonesia.
"Semuanya adalah yang akan menawarkan pada bangsa dan rakyat kita sebuah masa depan Indonesia dengan tata kelola yang baik dan dengan pilihan-pilihan kebijakan yang baik," jelasnya.
"Karena ini adalah negara kita sendiri, besar, kecil, jatuh, bangun, rusak, maju tergantung dari kita. Jangan pernah menyalahkan orang lain," pungkas Sri Mulyani. (OL-8)