PERINGATAN Hari Buruh Migrant Sedunia (International Migrant Day) yang diperingati setiap 18 Desember, diisi acara Refleksi Buruh Migran Indonesia oleh Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3).
Bertempat di Auditorium Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila, Menteng, Jakarta Pusat, turut hadir Ketua Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3), Jamaludin Suryahadikusuma, Direktur Migran Watch, Aznil Tan, Forum Keterbukaan Informasi Publik, Joshua, Pengurus Serikat Pekerja Migran Indonesia Patriot Pancasila (SPMI PP), Mantan PMI Amerika, Zulfikri, serta Waketum Srikandi, Dewi Gumay.
Dalam sambutannya, Ketua B2P3, Jamal mengatakan Peringatan Hari Buruh Migran Sedunia ini dirayakan oleh seluruh aktivis pekerja migrant di seluruh dunia pada 18 Desember. B2P3 mengisi perayaan hari istimewa PMI dengan Nobar Piala Dunia juga dibarengi dengan acara Refleksi Buruh Migran Indonesia.
Dalam keterangan tertulinya yang diterima, Senin (19/12//2022) Jamal mengungkapkan, dengan disahkannya oleh DPR RI pada tahun 2012 tentang Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (International Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members of Their Families) maka kita berhadap Konvensi itu bisa memberikan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia serta keluarganya.
Negara, kata Jamal, memang wajib memberikan sistem perlindungan yang lebih baik bagi para pekerja migrannya karena remitansi yang diberikan mereka per tahun rata-rata Rp 159 Triliun.
“Dengan diratifikasinya Konvensi Pekerja Migran oleh Indonesia, diharapkan dapat memperkuat landasan hukum bagi kebijakan nasional dalam meningkatkan sistem perlindungan, penghormatan, dan pemenuhan hak-hak tenaga kerja, khususnya hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya yang sesuai dengan norma-norma Hak Asasi Manusia,” papar Jamal yang pernah menjadi Anggota Satgas TKI Terancam Hukuman Mati Era Presiden SBY.
B2P3, kata Jamal, juga berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mengatasi lonjakan angkatan kerja akibat bonus demografi yang tinggi. Penempatan PMI ini bisa menjadi solusi pengangguran maupun PHK yang terjadi selama era pendemi Covid 3 tahun belakangan ini.
“Kami akan terus berkolaborasi dengan Asosiasi P3MI untuk menempatkan PMI yang berkualitas, memiliki skill, mumpuni Bahasa dan siap kerja,” papar Jamal.
B2P3 pada saat yang sama akan mendorong pemerintah untuk menciptakan tata kelola penempatan PMI yang lebih mudah, memberikan pembiayaan (cost structure) bagi PMI yang terjangkau.
Sementara itu, Mantan Staf Khusus Kepala BP2MI, yang kini memimpin NGO Migrant Watch, Aznil Tan mengakui kontribusi PMI ini telah menjadi ekonomi penyelamat akibat resesi dunia di era Pendemi Covid 19.
“Saya berharap resesi ekonomi 2023 bisa diselamatkan melalui remitansi PMI yang diterima pemerintah setiap tahunnya,” harap Aznil Tan.
Di tempat yang sama, Mantan PMI USA, Zulfikri menambahkan, bahwa melalui B2P3 akan terus dikawal program penempatan dan perlindungan PMI.
“Kami akan terus mengawal sistem penempatan dan perlindungan PMI akan semakin lebih baik dan lebih berintegritas,” ujar Zul yang duduk sebagai Wakil Ketua B2P3 Bidang PMI. (OL-13)