Rabu 09 November 2022, 19:19 WIB

Peluang Tanaman Hias Indonesia Merebut Pasar Dunia

Mediaindonesia.com | Ekonomi
Peluang Tanaman Hias Indonesia Merebut Pasar Dunia

Antara/Ari Bowo Sucipto.
Pengunjung melihat tanaman anggrek yang dipajang di salah satu gerai dalam Batu International Orchid Show 2nd di Balaikota Amongtani, Batu.

 

EKSPOR tanaman hias (florikultura) Indonesia ke berbagai negara meningkat signifikan sejak pandemi covid-19. Peluang ekspor kian terbuka saat situasi krisis energi akibat perang Rusia-Ukraina yang menekan pebisnis florikultura di Eropa.

Menurut data Badan Pusat Stastistik (BPS), ekspor tanaman hias Indonesia pada 2021 mencapai 20.300 ton. Volume ekspor meningkat 11,5% atau 2.100 ton dibandingkan ekspor 2020. Peningkatan juga terjadi pada nilai ekspor dari US$ 19,9 juta pada 2020 menjadi US$21,9 juta pada 2021 alias meningkat 10%.

Menurut Direktur Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, peningkatan ekspor berlanjut tahun ini. Ini terlihat dari tingginya jumlah Surat Izin Pengeluaran (SIP) yang diajukan kepada Kementerian Pertanian. Pada 26 Oktober 2022, kata dia, pihaknya menandatangi permintaan ekspor dari 37 perusahaan.

Ekspor oleh 37 perusahaan itu mencapai Rp17 miliar. "Tujuan ekspor beragam. Ada Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Polandia, Belanda, China, Arab Saudi, hingga Irak," kata Prihasto belum lama ini. Prihasto meminta pelaku usaha tanaman hias menggenjot ekspor, terutama di tengah krisis akibat perang Rusia-Ukraina. Menurut dia, saat ini momentum bagi pelaku usaha tanaman hias untuk merebut pasar global. 

Alasannya, pasokan tanaman hias berkurang karena banyak pebisnis di Eropa memangkas produksi dan bahkan gulung tikar. Sejauh ini, pasar tanaman hias global dikuasai oleh negara-negara Eropa. Belanda menduduki peringkat nomor satu eksportir tanaman hias pada 2019 dengan penguasaan pasar mencapai 47%. 

Indonesia, kata Prihasto, hanya berada di peringkat 47, kalah dari Malaysia yang menduduki urutan ke-17 dan Thailand di peringkat 19. "Pelaku usaha di Eropa memerlukan gas dari Ukraina atau Rusia untuk operasional greenhouse. Sementara harga gas naik berkali-kali lipat. Situasi ini harus kita lihat sebagai peluang," kata Prihasto.

Soal regulasi ekspor, Prihasto meminta para pelaku bisnis tidak usah khawatir. Dia memastikan akan memudahkan para pelaku bisnis. Selama bukan tanaman yang dilindungi, pengajuan ekspor akan diproses cepat. (RO/OL-14)

Baca Juga

Ist

Inilah Tips Nabung untuk Bisa Liburan ke Luar Negeri

👤Media Indonesia 🕔Kamis 21 September 2023, 23:38 WIB
Liburan ke luar negeri tuh, selain bikin happy dan nyaman, juga membuat kalian belajar banyak hal baru dan sebagai bentuk...
Dok. Aruna

Aruna Terpilih Ikuti Pelatihan UNDP: Regional Human Rights Due Diligence Training

👤Yakub Pryatama Wijayaatmaja 🕔Kamis 21 September 2023, 22:32 WIB
Bekerja sama dengan Pemerintah Jepang, akademi B+HR UNDP menyelenggarakan pelatihan regional pertamanya mengenai uji tuntas hak asasi...
Antara

Jokowi Berterimakasih ke Konglomerat Aguan Cs Mau Bangun Hotel di IKN

👤Insi Nantika Jelita 🕔Kamis 21 September 2023, 21:56 WIB
Presieden Joko Widodo (Jokowi) resmi melakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan hotel berbintang 5 di Ibu Kota Negara...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya