Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PT Wulandari Bangun Laksana Tbk, perusahaan di bidang properti dan real estat berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur, sukses melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui proses penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada hari Selasa (8/11).
Pada saat perdagangan perdana, saham BSBK mengalami auto reject atas (ARA). Itu karena harganya mengalami kenaikan hingga 35%.
Sebagaimana diketahui, dalam aksi korporasi ini, Wulandari Bangun Laksana melepas sebanyak 2,750 miliar lembar saham. Itu mencapai 12,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pasca IPO. Adapun harga saham IPO BSBK sebesar Rp100 per saham. Dengan demikian. Perseroan dapat menghimpun dana sekitar Rp275 miliar.
Usai sukses melantai di Bursa, Perusahaan yang berdomisili di Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut, siap memacu kinerja dengan merealisasikan sejumlah rencana bisnis. Manajemen Perseroan optimistis prospek saham ke depan tetap positif.
Menurut Tjia Daniel Wirawan, Direktur Operasional Wulandari Bangun Laksana, Perseroan yang berdiri sejak tahun 2005 itu, memiliki dan mengelola kawasan dengan nama Balikpapan Superblock. Ini merupakan kawasan komersial terpadu dan hunian dengan luas 14 Hektar.
“Konsep pengembangan kami adalah pengembangan properti berskala besar yang terdiri dari ritel, hunian dan area
komersial dalam sebuah komplex bangunan yang dirancang dengan mengusung tema “One Stop Living,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (9/11)).
Tjia menjelaskan, dalam menjalankan bisnisnya, Wulandari Bangun Laksana memiliki visi menjadi Perusahaan benchmark property di Balikpapan yang berskala nasional dan berkualitas internasional. Adapun misi yang diusung yakni berkomitmen membangun produk dan pelayanan yang berkualitas dan bernilai tambah untuk kepuasan konsumen (pembeli, penyewa, penghuni, pengunjung).
“Membangun dan melatih SDM yang berkualitas, berdampak positif kepada pembangunan kota dan lingkungan serta mendukung visi kota Balikpapan: Kubangun, Kujaga, dan Kubela,” terang Tjia.
Dia menjelaskan, pihaknya membangun kerjasama yang baik dengan stakeholder. Mulai dari Pemegang saham, pelanggan,p enyedia/penyalur, karyawan, pemerintah dan lingkungan. Wulandari Bangun Laksana juga menambah nilai perusahaan.
Untuk diketahui, Wulandari Bangun Laksana antara lain telah menjual unit apartemen dan kondotel. Perseroan juga memiliki pusat perbelanjaan yang disewakan bernama Mall Ewalk dan Mall Pentacity Shopping Venue, penyewaan gedung perkantoran yang bernama PAM Tower gedung yang disewakan menjadi hotel bintang 5 yaitu Grand Jatra Hotel, Astara Hotel, dan hotel bintang 2 yaitu J-Icon Hip Hotel.
“Dari semua bisnis yang dijalankan ini, Wulandari Bangun Laksana pada tahun 2019 hingga Maret 2022 mengalami kecenderungan peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan ini terutama disebabkan karena adanya penilaian kembali atas aset tetap dan aset properti investasi yang dimiliki Perseroan,” jelas Tjia.
Tjia mengemukakan, BSBK secara fundamental, menunjukkan performa positif dan daya tahan sebelum dan selama pandemi. Rasio EBITDA Margin Perseroan, misalnya, selama tiga tahun terakhir dari tahun 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar 3,5% , 29,4% dan 494,3%. Perseroan mencatatkan Return on Assets (ROA) dari tahun 2019 hingga 2021 masing-masing sebesar -7,68%, -11,19% serta 55,81%.
"Kami optimis, saham BSBK ke depan sangat menarik untuk investor selain fundamental yang bagus dan berkesinambungan, status Perusahaan yang sedang dalam mode ekspansi, serta prospek pengembangan bisnis juga terbuka lebar ," tandasnya.(RO/E-1)
PAM Jaya mampu melakukan penawaran saham perdana saat cakupan layanan 85%. Mengingat, dari capaian tersebut, BUMD pengelola air bersih dan air minum tersebut sudah memiliki 2,5 juta pelanggan.
Dukungan tersebut sejalan dengan pandangan AHY mengenai perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia, terutama di kalangan pemuda.
Dia mengatakan, keputusan penting lainnya terkait transformasi yang melibatkan partisipasi publik melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32% dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar.
Salah satu BUMD yang diproyeksikan Pramono untuk menjual sahamnya ke publik adalah PT Bank DKI. Pramono menargetkan Bank DKI mulai IPO dalam satu tahun ke depan.
MDLA melepas sebanyak 3,5 miliar saham atau setara 25% dari total modal disetor dan ditempatkan pasca-IPO.
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Indonesia secara global sebagai tujuan pariwisata dunia. Ini akan dimanfaatkan LFLO untuk mengubah fokus usahanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved