Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
EKONOM dari Segara Institut Piter Abdullah menyatakan, deflasi yang terjadi di Indonesia hanya akan bersifat sementara. Tren yang bakal terjadi ke depan, kata dia, ialah peningkatan inflasi seiring kondisi global.
"Deflasi yang terjadi sekarang ini diyakini bersifat temporer saja, tidak akan terus menerus. Tren jangka panjangnya masih dorongan inflasi," ujarnya saat dihubungi, Rabu (2/11).
Piter mengatakan, deflasi pada Oktober disebabkan oleh upaya pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengendalikan harga-harga bahan pangan. Hal itu terlihat dari komponen volatile price (harga bergejolak) yang mengalami penurunan inflasi dari 9,02% (year on year/yoy) di September menjadi 7,19% (yoy).
Sementara bahan makanan tercatat mengalami deflasi lebih dalam secara bulanan. Pada Oktober 2022, deflasi bahan pangan ada di level -1,49% (month to month/mtm) lebih dalam dari bulan sebelumnya, yakni -0,68% (mtm).
Lebih lanjut, Piter menyatakan, deflasi yang terjadi pada Oktober dapat mengompensasi tingkat inflasi sepanjang 2022 ini. Dia menyatakan, karena deflasi itu, tingkat inflasi tahun ini berpotensi lebih rendah dari 6%.
"Dengan deflasi ini, inflasi indonesia tahun 2022 masih akan tetap terjaga dibawah 6%. Cukup rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang saat ini masih berjuang melawan inflasi tinggi," terangnya.
Senada, Ekonom Makroekonomi dan Keuangan dari Lembaga Penyelidikan Masyarakat dan Ekonomi Universitas Indonesia Teuku Riefky menyatakan, komponen pangan menjadi faktor utama pendorong terjadinya deflasi pada Oktober 2022.
Hal itu karena terjadi penurunan harga pangan akibat stok yang meningkat dan operasi pasar yang dilakukan pemerintah. "Deflasi ini sebetulnya terjadi karena stok pangan yang meningkat dan operasi pasar yang relatif berhasil. Ini kemudian mendorong turunnya harga pangan," ujarnya.
Dia mengatakan, deflasi yang terjadi pada Oktober masih tergolong relatif aman. Sebab, di saat yang sama, inflasi pada komponen inti mengalami sedikit peningkatan. Itu berarti masyarakat masih memiliki daya beli.
Pemerintah, kata Riefky, telah berhasil menekan peningkatan inflasi pangan. Ini menurutnya perlu untuk dijaga. Sebab, tren ancaman inflasi masih membayangi Indonesia.
"Memang ke depan tampaknya inflasi masih tinggi, karena second round dari kenaikan harga BBM juga masih terus terasa. Tampaknya, BI juga perlu terus melakukan stance pengetatan kebijakan moneter untuk mengembalikan inflasi ke target sasaran 3-4%," ujarnya.
"Ini juga perlu terus untuk ahead of the curve, karena dari sisi bank sentral AS, The Fed, juga masih akan terus agresif," lanjut Riefky.
Diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya deflasi pada Oktober 2022 di level 0,11% (mtm), jauh berbeda dibanding kondisi September yang mengalami inflasi sebesar 1,17% (mtm).
Dengan deflasi di Oktober itu, maka inflasi secara tahunan (yoy) tercatat sebesar 5,71% (yoy), sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat 5,95% (yoy). Sedangkan inflasi tahun kalender (year to date) tercatat sebesar 4,73%. (OL-13)
BPS mencatat deflasi Gabungan Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY Mei 2025 sebesar -0,15% (mtm), turun dibandingkan realisasi April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
PENURUNAN harga sejumlah komoditas pangan dalam sepekan terakhir membuka potensi terjadinya deflasi di Sumatra Utara pada April 2025.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
KETUA umum Apindo memprediksi bahwa momen Lebaran 2025 masih dibayang-bayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, masyarakat dan pelaku usaha diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan.
PENGAMAT ekonomi Universitas Mataram (Unram), Firmansyah mengatakan, relaksasi ekspor konsentrat di NTB tidak perlu dilakukan, jika hanya untuk memperbaiki data pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah terus berupaya mendorong intensitas perdagangan demi mengatasi gejolak perekonomian global. Demi memuluskan upaya tersebut, industri maritim logistik juga harus diperkuat.
Pentingnya reindustrialisasi yang berfokus pada sektor-sektor padat karya.
Menteri-menteri ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto perlu segera dievaluasi terutama terkait kegagalan efek stimulus dan memanfaatkan momentum di triwulan I 2025.
SETELAH membuka sejumlah gerai di Bengkulu, Kraving kini bersiap memperluas jangkauan ke Jakarta dan BSD City pada 2026.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved