Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PENELITI Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Riyanto menilai stok beras nasional yang ada saat ini masih cukup banyak. Bahkan dia menyebut perbatasan Indonesia cendrung melimpah.
Hal itu dia baca dari hitungan data BPS yang menyebutkan bahwa produksi padi tahun ini mencapai 55,67 juta ton GKG, meningkat sebesar 1,25 juta ton atau 2,30 persen jika dibandingkan Tahun 2021 yang hanya 54,42 juta ton.
"Bukan menipis. Yang ada adalah stok beras kita sedikit terganggu karena fenomena musiman. Dan itu bukan hal yang aneh. Bulan oktober kan memasuki musim tanam otomatis harga akan naik. Tapi kenaikannya juga masih normal. Disinikah kesempatan petani untuk melepas berasnya ke pasar. Mereka harus menikmati juga dong harga yang bagus ini," ujar Riyanto, Sabtu (29/10).
Sementara berdasarkan data, Riyanto mengatakan, produksi beras konsumsi penduduk pada tahun ini mencapai 32,07 juta ton, meningkat 718,03 ribu ton atau 2,29 persen jika dibandingkan produksi beras 2021 yang hanya 31,36 juta ton. Adapun produksi beras tahun ini mengalami surplus 1,88 juta ton atau lebih tinggi jika dibanding surplus Tahun 2021 yang hanya 1,31 juta ton.
"Jadi mana mungkin beras kita menipis sementara data BPS mengatakan kondisi beras kita melimpah. Tentu kita bisa hitung dari mana sumbernya. Kan ada yang di bulog dan ada juga yang di lapangan atau di masyarakat," katanya.
Baca juga : Stok Beras Melimpah, KTNA dan Pengamat Minta Bulog Optimal Serap
Masih berdasarkan data BPS, prognosa luas panen padi 2022 mencapai 10,61 juta hektare dengan produktivitasnya mencapai 5,2 ton/ha. Sementara produksinya mencapai 55,67 juta ton GKG atau setara 32,07 juta ton beras. Kemudian untuk konsumsinya mencapai 30,20 juta ton, surplus setahun 1,87 juta ton dan surplus kumulatif 11,64 juta ton
"Jadi stok beras cukup aman dan hasil survey tahun ini (SCBN BPS April 2022) mencapai 10,15 juta ton," katanya.
Bagi Riyanto, yang terpenting saat ini adalah mendorong Bulog agar memiliki kemampuan untuk membeli beras di atas Harga Pokok Penjualan (HPP). Dengan cara itu maka kondisi perberasan nasional dapat dikendalikan.
"Para petani juga akan merasakan keuntunganya. Apalagi sejak Tahun 2019 hingga sekarang kita tidak lagi impor beras umum. Jikapun ada, itu hanya impor beras khusus dan beras pecah (menir)," jelasnya. (RO/OL-7)
PEMERINTAH Indonesia tengah memacu transformasi ekonomi nasional melalui penguatan sektor pangan dan energi domestik.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Subejo, menilai pemerintah jangan lengah dan tetap menyusun strategi jangka panjang berbasis sains dan teknologi.
Mentan menjamin bahwa stok pangan nasional tetap dalam kondisi aman. Selain itu, penyerapan gabah dari petani diperkirakan bisa mencapai 400 hingga 500 ribu ton pada bulan ini.
Bulog optimistis bisa menyerap lebih banyak beras dari petani dalam waktu dekat.Terlebih, harga beli gabah dari petani sudah naik jadi Rp6.500 per kilogram (kg).
Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan tak ada impor lagi di akhir 2025 guna mewujudkan swasembada pangan.
Taruna Makmur Batch VI dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, sebagai dukungan terhadap program percepatan swasembada pangan yang terus didorong oleh Pemerintah.
PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PETRONAS Chemicals Group Berhad (PCG) memperkuat kemitraan strategisnya melalui penandatanganan kelanjutan nota kesepahaman (MoU).
Teknologi ini untuk memantau perkembangan tanaman padi. Metodenya adalah memasang kamera CCTV pada tower khusus di lahan sawah.
PT Berdikari, akan menyuplai produk-produk pangan, khususnya daging sapi dan kerbau lewat jaringan Koperasi Desa Merah Putih.
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional melalui partisipasi aktif dalam program Gerakan Pangan Murah.
Dari sumber pendanaan yang selama ini terjadi untuk infrastruktur air, 90% masih dikeluarkan dari dana pemerintah, sementara partisipasi swasta baru sekitar 2%.
Komoditas yang menjadi fokus dalam penyusunan NBM antara lain beras, jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, sayur dan buah lokal, daging ayam
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved