Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KETUA Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional M. Yadi Sofyan Noor menegaskan stok beras nasional 2022 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dan tersebar merata di berbagai daerah.
Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi nasional diperkirakan mencapai 32,07 juta ton pada 2022, meningkat 0,72 juta ton atau 2,29 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 31,36 juta ton dan potensi produksi beras nasional pada Oktober-Desember 2022 diperkirakan 5,90 juta ton, meningkat 0,78 juta ton atau 15,12 persen dibandingkan 2021 yang angkanya 5,13 juta ton.
"Artinya stok beras nasional melimpah dan stok beras yang ada di Bulog hingga saat ini tidak boleh disimpulkan bahwa stok beras nasional kondisinya menipis. Hati-hati menganalisis stok beras karena beras itu tersebar dari di penggilingan, pedagang, rumah tangga, horeka dan lainnya. Jadi saya berpendapat tidak setuju bila ukuran stok beras hanya ada di Bulog," kata Yadi di Jakarta, Jumat (28/10).
Yadi menjelaskan untuk menjaga stabilitas beras nasional, pemerintah menargetkan hingga akhir 2022 nanti setidaknya pengadaan atau serapan beras di Perum Bulog harus mencapai 1,2 juta ton. Namun demikian, berdasarkan Badan Pangan Nasional, stok beras yang ada di Bulog sampai dengan Oktober 2022 hanya 673.613 ton.
"Ini kan serapan beras Bulog yang rendah, tidak mencapai target setahun 1,6 juta ton karena kendala melepasnya kemana. Bahkan serapan beras Bulog sampai september 2022 lalu masih jauh di bawah tahun 2021. Kendala utamanya kan Bulog sulit melepas beras karena tidak ada lagi program Rastra lagi," jelasnya.
"Justru saat ini langkah yang bagus Bulog dikasih tugas menyerap Oktober-Desember 2022 ini sehingga bisa mencapai target 2022 dengan fleksibilitas harga dan pola komersial. Buktinya, dari data panen september hingga Desember 2022 di Jawa Timur potensi menghasilkan beras 1,15 juta ton, Jawa Tengah 1,01 juta ton, Jawa Barat 1,55 dan Sulawesi Selatan 1,16 juta ton, belum lagi panen banyak provinsi sentra pada lainnya. Inikan potensi beras yang bisa diserap Bulog," pinta Yadi.
Baca juga : Perkiraan Produksi Beras Capai 32 Juta Ton Diyakini Tercapai
Sementara itu, Wakil Direktur Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prima Gandhi mengatakan stok beras yang menipis di Bulog menandakkan kinerja Bulog belum mencapai target karena berbagai kendala dalam menyerap gabah dan beras petani.
Pasalnya, di lapangan masih banyak beras dan dalam bentuk gabah, dimana berdasarkan survei cadangan beras nasional yang dilakukan BPS pada April 2022 menyatakan ada 10,15 juta ton.
Bahkan, lanjut Prima, BPS baru-baru ini meliris perkiraan produksi beras 2022 sebanyak 32,07 juta ton. Produksi ini jauh lebih tinggi 0,72 juta ton, naik 2,29% dibandingkan 2021 sebesar 31,36 juta ton.
"Artinya tahun 2022 ini jauh lebih dari cukup dan aman dibandingkan 2021, yang waktu lalu pun aman juga. Bila kita mencermati stok di Pasar Induk Beras Cipinang, stok harianya di atas 43 ribu ton, jauh lebih tinggi dari stok normal di kisaran 25 sampai 30 ribu ton. Jadi Bulog mau beli harga berapa?. Jadi ini gabah dan beras ada banyak, dimana-mana," terangnya.
Terkait harga beras yang naik, Gandhi menilai hal itu bukan karena pasokan produksi. Namun demikian disebabkan karena dampak simultan dari kenaikan BBM, benih, pupuk, obat-obatan, ongkos alat mesin pertanian.
"Bahkan upah juga naik dan distribusi ongkos angkut ke pasar juga naik. Ya, saya anggap wajar petani menikmati harga gabah yang bagus karena biaya-biaya pada naik. Sehingga, yang harus kita optimalkan untuk menguatkan stok beras nasional adalah Bulog harus turun menyerap dengan harga komersil sehingga petani mendapat keuntungan," tuturnya. (RO/OL-7)
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Subejo, menilai pemerintah jangan lengah dan tetap menyusun strategi jangka panjang berbasis sains dan teknologi.
Mentan menjamin bahwa stok pangan nasional tetap dalam kondisi aman. Selain itu, penyerapan gabah dari petani diperkirakan bisa mencapai 400 hingga 500 ribu ton pada bulan ini.
Bulog optimistis bisa menyerap lebih banyak beras dari petani dalam waktu dekat.Terlebih, harga beli gabah dari petani sudah naik jadi Rp6.500 per kilogram (kg).
Presiden RI Prabowo Subianto menargetkan tak ada impor lagi di akhir 2025 guna mewujudkan swasembada pangan.
Taruna Makmur Batch VI dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, sebagai dukungan terhadap program percepatan swasembada pangan yang terus didorong oleh Pemerintah.
Surplus beras Kalsel, terutama jenis padi lokal Siam, dipasok ke provinsi tetangga di Kalimantan dan sebagian ke Pulau Jawa.
Dari sumber pendanaan yang selama ini terjadi untuk infrastruktur air, 90% masih dikeluarkan dari dana pemerintah, sementara partisipasi swasta baru sekitar 2%.
Komoditas yang menjadi fokus dalam penyusunan NBM antara lain beras, jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, sayur dan buah lokal, daging ayam
SEBAGAI upaya memperluas jangkauan produk protein hewani ke wilayah penyangga Jakarta, Perumda Dharma Jaya (DJ) resmi menggandeng PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM).
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
BADAN Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Dharma Jaya terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Ibu Kota dengan mengoptimalkan pengembangan rencana bisnis perusahaan.
MAJELIS Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) akan mengadakan Rakornas I & Silaknas 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada 10-11 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved