Selasa 18 Oktober 2022, 11:55 WIB

Pupuk Organik Dinilai Jadi Solusi Ketergantungan Pupuk Kimia

Dwi Apriani | Ekonomi
Pupuk Organik Dinilai Jadi Solusi Ketergantungan Pupuk Kimia

MI/Andri Widiyanto
Petugas PPSU sedang mengolah pupuk organik di tempat pengolahan sampah terpadu Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (4/11/2021).

 

KETERGANTUNGAN petani dengan pupuk subsidi masih sangat tinggi, alokasi pemerintah juga sangat terbatas. Karenanya, pupuk subsidi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan petani di tanah air.

Saat ini, tercatat untuk alokasi pupuk subsidi tahun 2022 hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia. Padahal, pupuk menjadi faktor produksi yang krusial bagi petani. Salah satunya sebagai pasokan nutrisi agar pertumbuhan tanaman bisa optimal, sehingga hasil panennya juga maksimal.

Sementara itu, harga pupuk non subsidi dirasa mahal oleh petani. Ini tentu saja bisa menambah harga produksinya. Sehingga harus memicu petani untuk mencari alternatif lain sebagai solusinya.

Seperti yang diungkapkan oleh Guru Besar Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP), Prof Supli Effendi Rahim, alternatif yang dilakukan oleh petani adalah membuat pupuk organik, untuk kelangsungan ketersediaan pupuk dan ketergantungan terhadap pupuk subsidi.

"Petani bisa membuat sendiri yakni pupuk organik, yakni pupuk kompos dan pupuk cair," kata Prof Supli, kemarin.

Ia menjelaskan, melihat kondisi pupuk tersebut, penting bagi petani untuk membuat pupuk organik secara mandiri, serta edukasi bagi petani soal kelemahan pupuk subsidi atau kimia bagi tanaman.

"Petani mesti diberi edukasi tentang kelemahan pupuk subsidi yang notabene pupuk kimia.  Petani mesti dilatih cara pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik," paparnya.

Oleh karena itu, pupuk organik sangatlah solutif bagi petani di tengah ketergantungan dan keterbatasan pupuk subsidi. "Sangat mungkin solusi," tambahnya.

Selain itu, ia berharap, pemerintah ikut mensuport para petani agar mandiri dalam membuat pupuk organik secara baik dan benar. "Pemerintah mesti memberi pelatihan tentang cara membuat pupuk organik. Pemerintah mesti memberi insentif dalam bentuk hadiah kepada mereka tekun
membuat pupuk organik secara mandiri," tutup Prof Supli.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan, selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.

"Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap Kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat," ujar SYL. (OL-13)

 

 

Baca Juga

MI/Andhika Prasetyo

Luhut Kenang Berbagai Tantangan dan Pesimisme Proyek Kereta Cepat

👤Kautsar Widya Prabowo 🕔Senin 02 Oktober 2023, 11:50 WIB
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binjar Pandjaitan mengaku senang dengan sudah diresmikannya Kereta...
Dokpri.

2024, Pengembang Easton Urban Kapital Masuk Timur Jakarta

👤Media Indonesia 🕔Senin 02 Oktober 2023, 11:26 WIB
Pengembang properti PT Easton Urban Kapital akan menghadirkan proyek bergengsi di kawasan Ciracas, Jakarta...
MI/USMAN ISKANDAR

OJK Giatkan Edukasi pada Bulan Inklusi Keuangan

👤Budi Ernanto 🕔Senin 02 Oktober 2023, 11:16 WIB
Hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,80...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya