Adopsi Teknologi Digital pada Sektor Pertanian Dapat Mendukung Sustainable Agriculture

Despian Nurhidayat
12/10/2022 10:59
Adopsi Teknologi Digital pada Sektor Pertanian Dapat Mendukung Sustainable Agriculture
Ilustrasi(Ist/MOPA)

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan bahwa adopsi teknologi digital pada sektor pertanian mampu mendukung upaya-upaya untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan atau sustainable agriculture.

”Adopsi teknologi digital dapat membantu memitigasi berbagai tantangan yang dihadapi sektor pertanian dalam beberapa tahun terakhir, seperti semakin berkurangnya luas lahan dan krisis iklim. Kedua hal ini menyebabkan banyak hal, misalnya saja bencana alam yang membuat petani harus menunda musim tanam dan panen,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (12/10).

Meskipun demikian, Azizah merasa bahwa saat ini pemerintah belum memprioritaskan adopsi teknologi digital di sektor pertanian. Hal ini terlihat dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2020-2024 yang belum secara spesifik menjabarkan strategi untuk adopsi teknologi digital. Akibatnya, dukungan pemerintah untuk program-program tersebut masih terbatas dan tidak merata.

"Untuk mengatasi hal tersebut, Kementan dan kementerian terkait perlu segera menyusun prioritas mengenai pengenalan teknologi digital untuk sektor pertanian," kata Azizah.

Selain itu, petani juga saat ini masih mengalami literasi digital yang rendah. Mayoritas petani Indonesia rata-rata berumur lebih dari 45 tahun. Keadaan ini menyebabkan sulitnya petani untuk beradaptasi dengan teknologi baru.

Walaupun begitu, semakin banyak anak muda yang bergerak pada sektor pertanian menjadi harapan untuk meningkatkan literasi digital di kalangan petani. Hal ini dapat diintegrasikan dalam program-program penyuluhan pertanian.

Menurut Azizah, adopsi teknologi digital di pertanian juga dapat dilakukan dengan meningkatkan investasi di sektor pertanian. Investasi dalam negeri maupun asing dapat memungkinkan adanya transfer teknologi, pelatihan sumber daya manusia yang berdampak pada peningkatan kualitas pertanian. "Investasi dan regulasi yang dapat mendukung keterbukaan terhadap pertanian dibutuhkan saat ini, salah satunya, untuk membangun infrastruktur pendukung dan digital. Ketiadaan keduanya dapat melemahkan daya tarik sektor pertanian kita, bahkan untuk tingkat nasional," tuturnya.

Azizah meminta pemerintah untuk memberikan insentif kepada pihak swasta agar mereka mau membangun infrastruktur digital di daerah-daerah terpencil. Pemerintah dapat memberikan subsidi maupun keringanan pajak bagi pihak swasta yang bersedia.

Selain itu, pemerintah bersama swasta juga perlu mendorong pemanfaatan teknologi digital pertanian di Indonesia. Inovasi teknologi digital di sektor pertanian patut didukung untuk meningkatkan kualitas sektor pertanian kita.

Azizah menambahkan, luasnya lahan pertanian kini tidak lagi dapat dijadikan acuan semata dalam meningkatkan produktivitas pangan. "Mendorong kebijakan intensifikasi merupakan pilihan yang relevan dan relatif tidak berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, penting untuk memfasilitasi inovasi pertanian melalui peningkatan research and development," pungkas Azizah. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya