Jumat 23 September 2022, 10:36 WIB

Sukses Ikuti Coaltrans Asia, MDB Group Kukuhkan Eksistensi di Pasar Global

Ihfa Firdausya | Ekonomi
Sukses Ikuti Coaltrans Asia, MDB Group Kukuhkan Eksistensi di Pasar Global

Dok. MDB
HASIL TAMBANG:Areal penampungan batu bara Media Djaya Bersama (MDB) Group). MDB melalui MIFA dan BEL berencana menambah pasar yang ada

 

PERUSAHAAN batu bara asal Aceh, Media Djaya Bersama (MDB) Group melalui anak perusahaannya PT Mifa Bersaudara (MIFA) dan PT Bara Energi Lestari (BEL), sukses mengikuti ajang pameran batu bara internasional Coaltrans Asia. Melalui acara yang dihelat di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, 19-20 September lalu, MDB Group mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu pemain besar di industri batu bara Tanah Air.

Coaltrans Asia sendiri menjadi ajang bagi para pelaku industri batu bara untuk menjajaki kerja sama dengan calon mitra strategis. General Manager PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari Hadi Firmansah mengatakan, pihaknya bertemu dengan sejumlah stakeholder dalam dua hari penyelenggaraan Coaltrans Asia.

Pertama adalah dengan existing buyer dari MDB Group. “Kita melakukan komunikasi, koordinasi, apa yang menjadi kendala ataupun saling update kondisi dari perusahaan masing-­masing. Terutama kami selaku penjual dan mereka selaku pembeli,” ujar Hadi saat ditemui di BICC, Nusa Dua, Bali, Selasa (20/9).

Selain itu, MDB Group juga bertemu dengan para pelaku industri batu bara yang lain. Hal-hal yang dibahas antara lain inovasi-inovasi di bidang batu bara, hingga cara mengembangkan perusahaan secara berkelanjutan.

Selanjutnya yang tak kalah penting adalah memperkenalkan produk MDB kepada pasar yang baru. Menurut Hadi, MDB melalui MIFA dan BEL memang berencana menambah pasar yang ada saat ini.

“Kita mengenalkan produk kita supaya batu bara itu bisa penetrasi ataupun bisa diambil oleh pembeli-pembeli yang lain,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Hadi, MDB Group fokus kepada pembeli-pembeli yang tidak jauh dari area operasional perusahaan yakni di Aceh. “Kita fokus tetap ke area seputaran Asia Tenggara, ke Malaysia, Vietnam, Thailand, plus kemungkinan yang paling jauh ke China,” tuturnya.

Untuk tahun ini, batu bara yang diproduksi oleh MIFA dan BEL sudah sepenuhnya dipesan (full booked). “Tapi untuk pengembangan ke depan, untuk diversifikasi market, kalau kita (sudah) menambah produksi, ada potensi-potensi buyer yang bisa kita follow up lebih lanjut,” jelas Hadi.

Dengan luas wilayah konsesi mencapai 3.134 hektare untuk PT Mifa dan 1.495 hektare untuk PT BEL, MDB Group masih konstan dengan jumlah produksi batu bara 10,4-10,5 juta ton per tahun. Saat ini, MDB menargetkan produksi 12 juta ton setiap tahun. Dalam beberapa tahun ke depan, target produksi akan mencapai 15 juta ton per tahun.

Sebagai salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia, MDB Group melalui MIFA dan BEL memiliki sumber daya batu bara sebanyak 383 juta ton, serta cadangan batu bara hingga 211 juta ton.

Hadi mengatakan sudah ada beberapa calon pembeli baru untuk batu bara dari MDB Group. Antara lain dari Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. “Mereka meminta atau menanyakan potensi untuk pengiriman batu bara. Tapi untuk tahun ini, semua batu bara yang diproduksi, baik MIFA dan BEL, semuanya sudah ada pembelinya. Untuk pembeli baru kita lihat potensi di tahun depan kalau kita meningkatkan produksi,” jelasnya.

Hadi menyebut respons para calon pembeli batu bara MDB Group sangat positif. Menurutnya, mereka sudah mengenal produk batu bara dari Aceh lewat jaringannya masing-masing dan percaya terhadap produk yang dihasilkan oleh MIFA dan BEL. “Mereka sangat respek dan sangat menginginkan untuk bisa di-supply batu bara yang kita produksi,” katanya.

Di sisi lain, sebagai pengekspor sekaligus penghasil batu bara terbesar di dunia, Indonesia juga sedang dilirik pasar Eropa. Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia untuk memasok batu bara ke negara-negara Eropa.

Tantangan tersebut antaran lain biaya pengiriman atau biaya angkut dan perbedaan kualitas batu bara yang diproduksi di Indonesia dengan kebutuhan di pasar Eropa.

Bagi MDB, pasar Eropa tidak dipungkiri juga merupakan sebuah potensi untuk dikembangkan. Namun, Direktur Operasional Media Djaya Bersama Hans Manoe menyebut masih ada beberapa tantangan untuk itu.

“Tantangan kami saat ini untuk memasuki pasar Eropa, salah satunya, kami kan sudah komitmen juga dengan pelanggan-pelanggan kami sebelumnya. Selain itu ada spesifik gar yang diinginkan di Eropa,” ungkap Hans.

Menurutnya, Eropa yang sebelumnya cukup anti dengan batu bara, mau tidak mau juga melihat produk ini sebagai energi yang masih diperlukan. “Jadi memang di satu sisi kami mencoba untuk melihat pasar ini sebagai satu opportunity tapi juga kami mencoba untuk melihat kuota-kuota yang sudah kami komit sebelumnya,” jelas Hans.

Sebagai informasi, kebutuhan batu bara di pasar Eropa ialah jenis medium to high rank coal atau batu bara menengah ke atas. Sementara mayoritas batu bara yang diproduksi di Indonesia adalah batu bara dengan jenis menengah ke bawah.

“Untuk saat ini, MDB melalui MIFA dan BEL kami memang (produksi batu bara) di gar rendah 3.400-an. Saat ini kami akan coba fokus dulu untuk reserve (cadangan) kami yang 200-an juta metric ton, sebelum kami mencoba untuk menaikkan gar kami,” katanya.

Hans juga menyebut sejumlah tantangan yang akan dihadapi para pemain batu bara ke depan. Khususnya soal Environmental, Social, and (Corporate) Governance (ESG) dan transformasi dari batu bara ke energi terbarukan (renewable energy).

Karena itu, kata Hans, ajang konferensi batu bara seperti Coaltrans menjadi kesempatan yang baik untuk membahas masa depan industri batu bara antar-stakeholder. “Di sini custo­mer dan buyer bertemu dengan government, bertemu dengan pemain-pemain di industri batu bara untuk saling bersinergi, berkoordinasi, dan berkolaborasi,” tutur Hans.

“Saya dua hari ini sudah bertemu begitu banyak profesional, rata-rata muda-muda juga. Jadi menarik karena kami berjuang bersama untuk melihat sesuatu yang lebih baik di masa depan, khususnya mengembalikan itu ke komunitas, unconditional gi­ving, itu yang paling penting,” pungkasnya. (OL-10)

Baca Juga

Ist

PT Aerospace Indonesia Investama Hadirkan Konsep One Click Solution Service

👤mediaindonesia.com 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 17:50 WIB
Dari gagasan itu, masyarakat bisa ambil bagian untuk memasarkan produk yang dibuat PT Aerospace Indonesia...
Dok.Jenius

Jenius Mudahkan Nasabah Transaksi dalam Mata Uang Asing

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 15:03 WIB
Saat ini, di Jenius tersedia tujuh Mata Uang Asing, diantaranya dolar Amerika Serikat (USD), dolar Singapura (SGD), yen Jepang (JPY)...
Dok.Ist

Ada Aplikasi Talenta Digital, Integrasikan Apps Ini Dengan Program Kemenaker

👤Mediaindonesia.com 🕔Sabtu 25 Maret 2023, 14:41 WIB
Presiden memberikan masukan agar aplikasi MANTAP diimplementasikan di seluruh...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya