Perbanas Institute Gelar Konferensi Internasional Proficient 2025

Basuki Eka Purnama
29/7/2025 17:02
Perbanas Institute Gelar Konferensi Internasional Proficient 2025
The 3rd Perbanas International Conference on Economics, Business, Management, Accounting and IT (Proficient) 2025(MI/HO)

PERBANAS Institute menyelenggarakan The 3rd Perbanas International Conference on Economics, Business, Management, Accounting and IT (Proficient) 2025 pada Selasa (29/7) di Auditorium Perbanas Jakarta secara hybrid. 

Mengusung tema “Innovating for Sustainable Development and Digital Economy Advancement”, konferensi ini menjadi sarana strategis untuk mendorong sinergi lintas sektor dalam menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan dan transformasi digital global.

Kegiatan ini diikuti oleh total lebih dari 600 peserta, dengan rincian 300 peserta seminar hybrid, serta lebih dari 300 partisipan daring dalam program community service. Konferensi ini tidak hanya memperluas jaringan akademik, namun juga memberikan panggung bagi inovasi lokal untuk diangkat dalam forum internasional.

Acara diawali dengan pidato pembukaan oleh Rektor Perbanas Institute, Hermanto Siregar, yang menekankan pentingnya kontribusi dunia akademik dalam menghadirkan solusi atas tantangan masa depan. 

Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat ilmu, tetapi juga agen perubahan dalam membentuk ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. 

“Kita tidak bisa lagi memisahkan keberlanjutan dari strategi pertumbuhan. Pendidikan tinggi harus menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata masyarakat,” ujar Prof Hermanto dalam sambutannya.

Sebagai pembicara utama, Direktur Kelembagaan Kemendikbudsaintek RI Prof Mukhamad Najib menyampaikan bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan keterlibatan kolektif antara pemerintah, dunia usaha, dan pendidikan tinggi. Ia menambahkan. 

“Kolaborasi lintas sektor adalah fondasi dari ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Perbanas Institute telah menunjukkan langkah nyata melalui konferensi ini.”

Gagasan Prof Najib tentang pentingnya sinergi lintas sektor untuk keberlanjutan pun semakin menguat dalam diskusi panel yang mempertemukan pemimpin industri dan praktisi internasional. 

Sesi panel diskusi menghadirkan tiga narasumber terkemuka dari dunia industri dan pembangunan global. 

Direktur Utama Hibank Jenny Wiriyanto, menyoroti pentingnya inklusi finansial berbasis digital sebagai motor pertumbuhan ekonomi. 

“Melalui digital onboarding, AI-based credit scoring, dan integrasi ke platform sosial, kami membuka jalan bagi inklusi keuangan yang menyentuh masyarakat akar rumput,” jelas Jenny. 

Ia menambahkan bahwa inovasi keuangan harus selalu mempertimbangkan keberagaman karakteristik pengguna.

Sementara itu, Direktur Keuangan SeaBank Lindawati Octaviani menekankan peran strategis bank dalam mendukung program ESG dan pembiayaan hijau. 

“Kami tidak hanya bicara tentang profit, tapi juga planet dan people. Setiap keputusan investasi kami kini harus lolos asesmen keberlanjutan,” ungkapnya. 

Ia juga menjelaskan bagaimana digital banking dapat menjadi alat akselerasi green finance di Indonesia.

Melengkapi sesi panel, Nouy Vilaisy, selaku praktisi dari FLIP Project di bawah naungan Global Partnership for Education di Laos, menekankan pentingnya literasi digital dalam penguatan kapasitas komunitas lokal dan UMKM sebagai aktor pembangunan berkelanjutan. 

“Pemberdayaan tidak hanya soal menyediakan akses teknologi, tapi memastikan masyarakat memahami cara menggunakannya untuk memperbaiki kehidupan mereka,” ujar Nouy. 

Ia juga mencontohkan inisiatif digital inclusion di pedesaan Amerika dan Asia Tenggara, serta perlunya pendekatan berbasis komunitas untuk memaksimalkan dampak sosial dari teknologi.

Konferensi ini juga mencakup dua program utama lainnya, yakni Call for Papers dan Community Service Presentation. Tercatat 100 makalah riset dan 50 makalah pengabdian masyarakat dipresentasikan dalam sesi paralel yang digelar secara hybrid. Topik-topik yang dibahas meliputi FinTech, blockchain, pemasaran digital, kecerdasan buatan, CSR, dan penguatan kapasitas desa cerdas.

Melalui Proficient 2025, Perbanas Institute menegaskan komitmennya untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang adaptif terhadap perubahan zaman. 

Dengan menjembatani dunia akademik dan praktik industri, konferensi ini diharapkan melahirkan pemikiran-pemikiran strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang berkeadilan dan berkelanjutan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya