Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (21/9) sore ditutup turun dipimpin saham-saham sektor properti dan sektor infrastruktur. IHSG ditutup melemah 8,64 poin atau 0,12% ke posisi 7.188,31. Kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,01 poin atau 0,1% ke posisi 1.029,22.
"IHSG bergerak pesimis jelang FOMC nanti malam. Ini sejalan dengan mayoritas indeks global yang mengalami pelemahan," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Rabu.
Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 menjadi 5% dari sebelumnya 5,2%. Berbagai sentimen negatif mulai dari penaikan harga BBM yang meningkatkan ekspektasi inflasi dan kekhawatiran defisit pangan terutama beras yang memiliki bobot besar terhadap inflasi.
Pasalnya, tren proteksionisme masih berlanjut dengan India yang melarang ekspor beras. Ini turut berdampak terhadap pasokan beras dalam negeri sebagaimana profil Indonesia yang mengimpor beras dari India. Di samping itu, pertumbuhan investasi diperkirakan ADB tidak akan sekuat perkiraan, mengingat ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global yang menyebabkan investor akan berhati-hati dalam menanamkan modalnya.
Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di zona merah sepanjang sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor terkoreksi dengan properti & realestat paling dalam yaitu minus 1,47% diikuti infrastruktur dan energi masing-masing minus 1,15% dan minus 0,52%. Sedangkan empat sektor meningkat dengan teknologi naik paling tinggi yaitu 0,75% diikuti barang konsumen dan keuangan masing-masing 0,17% dan 0,8%.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BAPA, COAL, SLIS, TOOL, dan KREN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni HDIT, GDST, BUMI, BRMS, dan DEWA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.344.551 kali transaksi. Saham yang diperdagangkan sebanyak 27,47 miliar lembar senilai Rp13,03 triliun. Nilai 202 saham naik, 334 saham menurun, dan 155 tidak bergerak. Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 375,29 poin atau 1,36% ke 27.313,13, indeks Hang Seng turun 336,8 poin atau 1,79% ke 18.444,62, dan indeks Straits Times meningkat 0,03 poin ke 3.266,97. (Ant/OL-14)
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 21 Agustus 2025, dibuka melemah 39,99 poin atau 0,50% ke posisi 7.903,83.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 20 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar. Sentimen utamanya akan berasal dari tingkat domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
PT BNI Sekuritas mengumumkan pencetakan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai Perusahaan Sekuritas yang Melakukan Perdagangan Langsung Saham dengan Nasabah Terbanyak.
PASAR modal sedang mencermati fenomena backdoor listing, yakni proses masuknya entitas baru melalui akuisisi perusahaan tercatat tanpa IPO.
MENJAWAB tren interior bergaya kontemporer dan heritage, Idemu memperkenalkan Amarta, koleksi interior yang terinspirasi kekayaan tradisional dan budaya lokal.
Hal lain yang menurutnya menjadi pertimbangan masyarakat dalam negeri membeli properti adalah pemberian kebebasan dari pengembang.
Fahri memastikan dana yang pembangunan 1 juta unit tersebut ada dan banyak karena ada unsur bisnis bahkan saat mendaftar dan mengantre sehingga pola keuangannya akan sangat banyak.
Konsep hunian hijau kembali mencuri perhatian dunia internasional,FIABCI World Prix d’Excellence Awards 2025, yang digelar pada Juni lalu di Lagos, Nigeria.
Aksi massa di proyek properti dinilai ganggu iklim investasi dan stabilitas sektor. Kepastian hukum jadi sorotan utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved