Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa kondisi likuiditas di perbankan dan perekonomian tetap longgar. Sekalipun, Bank Sentral melakukan normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah secara bertahap.
"Normalisasi kebijakan likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah secara bertahap dan pemberian insentif GWM berlangsung, tanpa mengganggu kondisi likuiditas dan intermediasi perbankan," jelas Perry dalam konferensi pers, Selasa (23/8).
Pada Juli 2022, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih tinggi mencapai 27,92%, sehingga tetap mendukung kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit. Likuiditas perekonomian juga tetap longgar. Itu tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2), yang tumbuh masing-masing sebesar 14,89% (yoy) dan 9,58% (yoy).
Baca juga: Setelah 17 Bulan, BI Akhirnya Naikkan Suku Bunga Acuan
Dalam rangka pelaksanaan Kesepakatan Bersama Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, hingga 22 Agustus 2022, BI melanjutkan pembelian SBN di pasar perdana. Itu sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional, serta pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam mengatasi dampak pandemi covid-19 sebesar Rp58,32 triliun.
Perry menyebut intermediasi perbankan terus melanjutkan perbaikan dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Pada Juli 2022 misalnya, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,71% (yoy), yang ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada sebagian besar sektor ekonomi.
Adapun pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,2 (yoy) pada Juli 2022. Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi didukung standar penyaluran kredit perbankan yang tetap longgar, terutama di sektor industri, pertanian dan perdagangan. Itu seiring membaiknya appetite penyaluran kredit.
Baca juga: Pengumuman Kebijakan BBM Subsidi Menunggu Skema Final
Selain itu, suku bunga perbankan masih dalam tren menurun, meski dengan besaran yang semakin terbatas. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 54 bps sejak Juli 2021, menjadi 2,89 % pada Juli 2022. Lalu di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 53 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%.
Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi yang terus berlanjut. Hal itu tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor pertanian, pertambangan, industri dan perdagangan.
"Konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan optimisme konsumen, juga mendukung peningkatan permintaan kredit perbankan. Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat 18,08% (yoy) pada Juli 2022, terutama didukung segmen mikro dan kecil," terang Perry.(OL-11)
BURONAN kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Marimutu Sinivasan ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II Entikong. Bos Texmaco itu diringkus saat hendak kabur ke Malaysia.
Kinerja solid dari BRI tersebut mampu menjadi pendorong kinerja BRI Group secara keseluruhan,
Salah satunya tercermin dari permodalan perbankan yang berada dalam kondisi cukup kuat.
Hal itu menurutnya tak terlepas dari ragam kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia menghadapi situasi saat ini
Penyesuaian secara bertahap GWM rupiah sejak 1 Maret sampai 15 September 2022, telah menyerap likuiditas perbankan sekitar Rp269,3 triliun.
PUSKESMAS, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dan garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, memegang peranan penting di wilayahnya.
Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat menjadi 11-13% pada tahun 2025. Lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi tahun 2024 yang berada di kisaran 10-12%.
Kariernya dimulai di perusahaan perbankan multinasional, tempat ia memimpin tim produk dalam mengembangkan bisnis kartu kredit, loyalty program, dan bancassurance.
Terbatasnya akses kredit untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diakibatkan oleh masalah struktural yang bersifat sistemik.
OrderFaz berfokus pada inovasi pembayaran dan penjualan online
TIGA bulan sudah pelaku sektor perbankan meninggalkan 2023 dengan berbagai catatan kritis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved