Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Analis Nilai Isu Kenaikan BBM tak Pengaruhi IHSG

Insi Nantika Jelita
14/8/2022 19:56
Analis Nilai Isu Kenaikan BBM tak Pengaruhi IHSG
Petugas kebersihan melintasi layar pergerakan IHSG di gedung BEI, Jakarta.(Antara)

SINYAL terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dinilai tidak berdampak signifikan pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Laksono mengatakan sepanjang tahun ini pergerakan IHSG positif, saat Wall Street dan Eropa anjlok. IHSG pun diperkirakan stabil berada di level 7.000-7.100.

"Soal BBM isu yang wajar. Secara domestik, kurang signifikan terhadap IHSG. Kenaikan harga BBM pun sepertinya masih relatif diterima masyarakat umum," ungkapnya kepada wartawan, Minggu (14/8).

Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM Subsidi Masih Dalam Posisi Aman

Menurut Wahyu, dalam beberapa hari ini terjadi pergeseran ekspektasi pasar. Dari kecemasan inflasi menjadi kecemasan resesi. Dari kecemasan agresivitas The Fed, menjadi harapan netral.

"Investor global masih melihat fundamental kita better sebagai alternatif kapital. Jadi, IHSG masih berpotensi lebih baik," imbuh dia.

Faktor lainnya adalah keyakinan dan kepercayaan pemerintah dalam kebijakan yang pro pasar dan selama ini cukup mendukung pergerakan IHSG. Dia menyoroti kebijakan Bank Indonesia yang menahan suku bunga, dengan asumsi inflasi masih terjaga.

"Ini juga bisa dibaca sebagai hal positif di saat banyak negara di dunia sedang berjuang melawan inflasi yang menguat," papar Wahyu.

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat Ditopang Melandainya Inflasi AS

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan sinyal bahwa harga BBM subsidi akan naik. Tanggungan negara terhadap subsidi BBM semakin berat, jika terus dikucurkan. Bahkan, diperkirakan menembus Rp600 triliun.

Bahlil menyebut harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2022 ditetapkan sebesar US$63 per barel. Sementara itu, harga minyak dunia rata-rata sudah menembus US$105 per barel pada Juli lalu.

"Sampai kapan APBN kita akan kuat menahan subsidi yang lebih tinggi? Sampaikan ke rakyat bahwa rasa-rasanya untuk menahan terus dengan harga BBM seperti ini, kita harus siap-siap dengan kenaikan," pungkas Bahlil.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya