Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
INDONESIA memiliki instrumen dan sumber daya untuk mengimplementasikan pembangunan dengan tujuan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) yang ditargetkan terealisasi di 2030. Namun diperlukan sebuah kerangka terpadu untuk melihat hal-hal prioritas dalam pelaksanannya.
Karena itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memanfaatkan Kerangka Kerja Pembiayaan Nasional Terpadu (Integrated National Financing Framework/INFF) sebagai pedoman dalam melaksanakan agenda pembangunan berkelanjutan sedari 2019.
Demikian disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam G20 Development Working Group Side Event bertema INFF Sustainable Investment, Selasa (9/8).
"Kami memiliki alat dan sumber daya, tetapi tantangannya terletak pada menyatukan pendirian untuk menyelaraskan proses bisnis dengan SDGs, dan memberikan sumber daya ke sektor-sektor yang paling membutuhkannya," tuturnya.
"INFF memfasilitasi dialog terstruktur dengan kementerian lembaga dan aktor non-negara untuk memetakan lanskap untuk pembiayaan pembangunan berkelanjutan," lanjut Suharso.
Hasil yang didapat dari dialog terstruktur itu ialah diketahuinya informasi mengenai berbagai sumber pembiayaan yang menjadi dasar untuk meningkatkan investasi serta segala risikonya. INFF, kata Suharso, juga mampu mengidentifikasi instrumen baru dan inovatif dalam skema pembiayaan.
Baca juga: Bappenas Pastikan DWG G20 Tetap Digelar di Belitung
Melalui INFF, upaya pembangunan berkelanjutan berpeluang besar untuk mendapatkan pembiayaan kreatif seperti keuangan campuran (blended finance) dan investasi yang dapat diseleraskan dengan filantropi melalui pembobotan poin-poin SDGs.
"INFF menjadi payung yang mencakup inisiatif pembiayaan. INFF telah membantu kami menilai prioritas pembangunan dan strategi pembiayaan yang diperlukan untuk mewujudkannya," terang Suharso.
Pembiayaan untuk mendukung pencapaian SDGs merupakan hal krusial. Sebab, dibutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan berbagai agenda dan proyek yang telah direncanakan.
Apalagi saat ini dunia berada dalam situasi krisis akibat pandemi covid-19, konflik geopolitik, dan ancaman perubahan iklim. Kondisi ini membuat kebutuhan pendanaan kian besar dibanding sebelumnya.
Bahkan di lingkup global kebutuhan pendanaan untuk mencapai SDGs diperkirakan berkisar US$2,5 triliun sebelum pandemi. Nilai itu meroket menjadi US$4,2 triliun setelah pandemi merebak dan membawa kemunduran pada upaya pencapaian SDGs global.
Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Suharso menyatakan, untuk mendukung pencapaian SDGs di 2030, setidaknya dibutuhkan dana lebih dari US$1 triliun.
"Oleh karena itu, lebih banyak sumber daya diperlukan untuk menutup kesenjangan pembiayaan yang ada, yang kini telah melebar menjadi substansi pandemi, pembiayaan bersama diperlukan untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan saat ini," pungkas dia. (A-2)
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Produk ini mengandung bio materials di semua bagian, mulai dari produk hingga kemasan dan karton. Sehingga aman bagi lingkungan.
Isu kesehatan dan hak reproduksi bagi penyandang disabilitas, terutama perempuan, adalah isu yang fundamental namun kerap terabaikan oleh para pemangku kebijakan.
PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) menunjukkan komitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui program KPP Mining Youth in Action 2024.
Yayasan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meresmikan Rumah Dampak Ditiro, inisiatif baru sebagai pusat kolaborasi dan ruang terbuka bagi inovasi sosial lintas sektor.
Menuju 2045, target inklusi keuangan 98% perlu dimaknai lebih dari pencapaian administratif.
PEMENUHAN kebutuhan esensial anak usia dini harus terus dimaksimalkan. Kebutuhan esensial anak usia dini yakni meliputi asupan gizi, pendidikan, dan pola asuh yang tepat.
Fase ini meletakkan fondasi yang kokoh bagi kesehatan, kemampuan belajar, kesejahteraan secara keseluruhan, bahkan potensi penghasilan mereka di masa depan.
Di tengah pengalaman multisensori tersebut, KAPPI menghadirkan 3 jenis kopi unggulan yakni Kopi Mandheling dari Sumatra Utara, Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan dan Kopi Bali Kintamani.
Penanganan bencana tidak bisa diselesaikan dengan cara yang sama antara korban laki-laki, perempuan dan disabilitas.
Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan penambahan anggaran pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) bakal membuat perekonomian Indonesia tumbuh tinggi.
Program MBG akan berdampak besar pada pembentukan pola kebiasaan makan masyarakat hingga akhirnya bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved