Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan bahwa kebijakan restrukturisasi kredit dalam merespons dampak pandemi covid-19 sudah mengalami penurunan.
Bahkan, saat ini angka restrukturisasi kredit berada jauh di bawah proporsinya yang mencapai 20%. Menurutnya, kredit restrukturisasi, baik dari segi nilai maupun debitur, terus menurun dalam jumlah yang signifikan.
Demikian juga dengan kredit macet (NPL) dari kredit yang direstrukturisasi. Sementara, rasio CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) yang diperuntukkan bagi restrukturisasi terus meningkat.
Namun, beberapa sektor, seperti akomodasi, serta makanan dan minuman, masih mencatatkan proporsi kredit yang tinggi, sehingga restrukturisasi masih dibutuhkan.
"Restrukturisasi saat ini fokus pada targeted sector. Berbeda dengan saat awal atau puncak krisis pandemi. Di mana, restrukturisasi kredit yang dilakukan berlaku untuk seluruh sektor," jelas Mahendra dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/8).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan beberapa sektor yang mengalami penurunan restrukturisasi kredit. Seperti, perdagangan, manufaktur, konstruksi, transportasi, komunikasi dan pertanian. Di lain sisi, OJK masih memperhatikan mitigasi risiko dampak dari stagflasi global.
"Ini bukan semata hanya terkait krisis pandemi covid-19, yang Insyaallah kondisi terberatnya bertahap kita bisa lalui. Namun, juga dalam konteks menjaga risiko dampak stagflasi global," imbuh Mahendra.
Pihaknya terus memantau perkembangan restrukturisasi kredit secara berkala dalam rapat Dewan Komisioner OJK. Berdasarkan data per Juni 2022, restrukturasi kredit terkait pandemi tercatat Rp576,17 triliun, atau turun dari Mei 2022, yakni Rp596,25 triliun.
Adapun, jumlah debitur restrukturisasi kredit pada masa pandemi covid-19 juga menurun, dari 3,13 juta debitur pada Mei 2022 menjadi 2,99 juta debitur pada Juni 2022.(OL-11)
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
PT Bank Danamon Indonesia membukukan total kredit dan trade finance konsolidasi sebesar Rp195,7 triliun di sepanjang semeseter pertama 2025.
Di tengah peningkatan penyaluran kredit, kualitas kredit tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,84%.
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Persetujuan telah diberikan untuk penerbitan kredit plastik untuk Inoctcle berdasarkan verifikasi daur ulang 84.000 metrik ton limbah plastik
Kejagung juga akan menelusuri aliran dana yang diajukan sebagai modal kerja, namun, diselewengkan.
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved