Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pengembang Properti Tetap Optimistis di Tengah Perekonomian Global yang tak Menentu

Mediaindonesia.com
24/7/2022 10:54
Pengembang Properti Tetap Optimistis di Tengah Perekonomian Global yang tak Menentu
Foto udara apartemen Skandinavia(Dok. Skandinavia Apartemen)

BANK Indonesia (BI) menyatakan kondisi perekonomian global masih diwarnai dengan berbagai ketidakpastian, bahkan menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi global berpotensi hanya mencapai 3 persen, di bawah proyeksi yang ditentukan oleh bank sentral yakni 3,4 persen. 

Proyeksi tersebut dibuat oleh BI dengan melihat 3 faktor utama yakni, pertama, perang antara Rusia dan Ukraina yang tidak kunjung usai, yang menimbulkan disrupsi rantai pasok berbagai komoditas yang menimbulkan lonjakan harga dan inflasi di berbagai negara. Kedua, pengetatan moneter di berbagai negara, khususnya Amerika Serikat, yang tengah agresif menormalisasikan kebijakan moneternya dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan. 

Ketiga, kebijakan Zero Covid yang dilaksanakan oleh China, lockdown ketat berpengaruh terhadap permintaan dan kegiatan manufaktur negara tersebut dan membuat pertumbuhan ekonomi negara Tirai Bambu mengalami perlambatan. 

Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga mengimbau masyarakat agar waspada terhadap kenaikan suku bunga yang terjadi di beberapa negara, yang dapat mempengaruhi kenaikan harga rumah kedepannya. 

Kenaikan suku bunga akan turut mengerek kenaikan suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang akan membuat masyarakat lebih sulit untuk memiliki hunian. 

Apabila kenaikan inflasi berkelanjutan, juga akan dapat mempengaruhi industri properti. Jika inflasi naik, kemungkinan besar suku bunga juga akan menyesuaikan, sehingga akan menambah tekanan pada industri properti. Tak hanya bahan bangunan seperti semen dan besi yang mulai naik, namun akan juga mendongkrak harga jualnya di pasar. 

Baca juga : Investasi KEK Kendal Capai Rp27 Triliun, Serap 12 Ribu Pekerja

Meski demikian, sektor properti tetap optimistis menuju pemulihan ekonomi di tengah perang Rusia dan Ukraina. Industri properti masih dapat bertahan untuk tidak menaikkan harga hingga September. 

Meninjau hal tersebut, pengembang melihat hal itu sebagai momentum yang baik atas ketertarikan masyarakat untuk segera memiliki properti. 

“Tentu, sebelum harga naik, konsumen akan lebih tertarik untuk segera memiliki hunian. Tak hanya untuk dihuni, juga sebagai investasi yang menjanjikan,” ungkap Henne Putro, General Manager Skandinavia Apartemen dalam keterangannya.  

Properti yang menjanjikan tentu harus ditunjang dengan berbagai faktor, seperti lokasinya yang strategis yang berada di pusat aktifitas ekonomi dengan akses yang mudah. Kedekatannya dengan pusat perbelanjaan (mall), hotel, perkantoran, perbankan, sekolah hingga universitas juga akan menjadikan properti ini lebih banyak diminati dan mudah disewakan. 

“Fasilitas juga tidak kalah pentingnya, jaman sekarang ini konsumen lebih menginginkan hal yang serba mudah dan nyaman, mau makan, tinggal turun ke lobby, mau belanja bulanan atau shopping, tinggal jalan beberapa langkah ke mall, mau hidup sehat dengan olahraga bahkan mengadakan gathering seperti arisan, syukuran dan lain-lain juga mudah di fasilitas yang sudah disediakan. Kami cukup percaya diri, setelah berhasil melalui resesi pandemi 2 tahun belakangan, ini menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan penjualan dengan kualitas produk yang sudah baik.” imbuhnya/

Sementara itu pengembang juga kerap menggelontorkan program dan promosi yang dapat menambah ketertarikan konsumen seperti cicilan developer hingga 120x hingga diskon 10% atau setara 3x bunga deposito. 

Event-event untuk menarik konsumen seperti Open House juga kerap dilaksanakan, dengan bekerjasama dengan tenant-tenant ternama yakni Burger King dan Mixue Ice Cream & Tea yang juga akan melengkapi fasilitas FnB di sekitar Skandinavia Apartemen. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik