Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Juni secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 4,35%. Angka ini melampaui batas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy.
Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (1/7), menuturkan angka inflasi tersebut perlu diwaspadai karena bergantung pada beberapa faktor. Faktor tersebut ialah secara umum penyebab inflasi sepanjang 2022 karena harga yang diatur pemerintah, baik terkait tarif transportasi maupun harga energi.
Penyebab lain ialah harga bergejolak yang disebabkan suplai terganggu karena anomali cuaca. "Kalau ditanya ini mengkhawatirkan atau tidak, tentu saja tergantung kebijakan pemerintah, apakah (bisa) menahan harga tidak terlalu tinggi. Menurut saya, (inflasi) ini masih relatif aman, tetapi perlu diwaspadai," ujar Kepala BPS.
Ia menerangkan, penyebab lonjakan inflasi karena cuaca esktrem yaitu hujan masih turun sepanjang Juni kemarin dan berdampak pada wilayah sentra produksi hortilkultura. "Turunnya curah hujan yang lebat mengganggu beberapa sentra produksi, khususnya produk hortikultura, sehingga gagal panen," jelasnya.
Adapun, komoditas penyumbang inflasi Juni ialah cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras. Cabai merah pergerakannya tercatat tinggi secara bulanan dengan andil inflasi 0,24%. Sedangkan secara tahunan andilnya 0,35%.
Untuk cabai rawit andilnya terhadap inflasi sebesar 0,10% baik secara bulanan maupun tahunan. Margo mengatakan, jika harga bergejolak normal kembali seharusnya tidak mendorong terjadi kenaikan inflasi yang signifikan ke depan.
BPS juga menyoroti pengeluaran terbesar lain berasal dari kelompok transportasi yang memberikan andil inflasi Juni sebesar 0,04%. "Kalau dilihat komoditas yang memberikan andil cukup besar di transportasi itu karena ada kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,03%," tutur Margo. Harga tarif pesawat yang tinggi, lanjutnya, juga disebabkan kenaikan harga avtur dan melonjaknya permintaan tiket karena adanya pelonggaran aktivitas. (OL-14)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG).
PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI), resmi memasuki tahap Power On untuk smelter nikel matte high grade.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
PRESIDEN Prabowo Subianto memproyeksikan Indonesia bakal swasembada energi dalam waktu lima tahun mendatang.
Ketahanan energi merupakan salah satu prioritas utama dalam visi pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan.
PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT PAL Indonesia siap berkolaborasi untuk memajukan industri maritim nasional sekaligus mendukung rencana penguatan armada.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved