Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
KEPALA Ekonom dari Shell Internasional Malika Ishwaran menilai, langkah sejumlah negara Eropa beralih menggunakan energi fosil hanya akan bersifat sementara.
Pasalnya, pasokan gas dari Rusia terpaksa dihentikan sebagai dampak perang.
"Dampaknya akan berbeda di tiap negara. Di Eropa, akan berdampak ke jangka pendek. Permintaan batu bara mungkin akan naik selama 3 tahun dan kemudian beralih ke energi baru terbarukan," ujarnya dalam sebuah diskusi bersama pewarta di Jakarta, Selasa (28/6).
Hal tersebut kata dia, tidak akan berdampak signifikan pada komitmen penggunaan energi bersih seperti yang tertuang dalam Paris Agreement maupun COP26. Di Amerika Serikat misalnya, penggunaan gas sebagai sumber daya kian masif kendati berada di tengah ancaman krisis.
Begitu pula dengan Tiongkok, kendati telah menyatakan akan kembali memanfaatkan energi fosil, Malika menilai hal itu tidak akan bertahan lama.
Sebab Negeri Tirai Bambu telah menyatakan komitmen untuk menerapkan penggunaan EBT dalam 5-6 tahun ke depan.
"Saya rasa itu hanya sementara karena mereka memiliki komitmen dalam 5-6 tahun lagi mulai menggunakan energi baru," jelasnya.
Malika justru mengkhawatirkan kondisi negara berkembang mengenai keputusan negara Eropa memanfaatkan kembali energi fosil. Pasalnya negara berkembang tak memiliki kapasitas fiskal maupun kemampuan yang sama untuk mendapatkan energi bersih.
Bila pun ingin melaksanakan transisi, negara berkembang akan kesulitan lantaran harga gas cukup mahal. "Pertanyaan besarnya adalah bagaimana kondisi negara berkembang seperti Indonesia dan India, kita tahu harga gas itu sangat mahal di sana. Kebanyakkan di Indonesia itu beralih dari batu bara langsung ke renewable. Jadi sulit diprediksi bagaimana dengan negara berkembang," jelas Malika.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, kondisi yang saat ini terjadi terkait kebutuhan energi di wilayah Eropa dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.
"Sekarang G7 kepusingan dengan inflasi yang didorong pangan dan energi, pagi tadi mereka mencoba untuk caping energi dari Rusia," kata dia dalam Kongres Kehutanan Indonesia, Selasa (28/6).
Karenanya, kata Sri Mulyani, negara Eropa sedang berada dalam posisi dilematis lantaran enggan menerima gas dari Rusia. Di saat yang sama, negara Eropa sangat membutuhkan gas untuk menopang sumber daya wilayahnya.
"Indonesia sedang mendesain EBT, facing out coal, tapi coal itu diminta untuk diekspor ke Jerman. Karena dia sekarang buka semua PLTU-nya. Jadi kita kadang ketawa dalam hal ini," ujarnya.
Namun demikian, dia mendorong agar pemimpin dunia tidak terpaku dan dikendalikan oleh sebuah shock. Hal yang perlu dilakukan adalah terus mengimplementasikan komitmen penggunaan energi bersih dan mencari solusi bersama.
"Bukan berarti kita harus meng-cancel semua komitmen climate change kita. Justru sekarang kita bisa bermain lebih cantik dan smart di level internasional. Itu karena Indonesia punya banyak pilihan, geothermal, hydro," jelas Sri Mulyani.
"Ini butuh banyak sekali pemikiran dan regulasi supaya kita bisa balance di sisi energi," pungkasnya. (OL-8)
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 dinilai berpotensi menghambat momentum Indonesia dalam merealisasikan transisi energi.
Pelajari jenis energi: surya, angin, air, dan lainnya. Sumber daya penting untuk kehidupan dan masa depan berkelanjutan.
Temukan esensi sumber energi: dari kekuatan alam terbarukan hingga energi tak terbatas. Pelajari, pahami, dan manfaatkan potensi energi untuk masa depan berkelanjutan.
Di tengah tantangan geopolitik dan fluktuasi ekonomi yang mempengaruhi industri minyak dan gas, Indonesian Petroleum Association (IPA) akan mengumpulkan para eksekutif terkemuka
Tenaga Ahli Menteri ESDM Satya Hangga Yudha menyatakan optimistis Indonesia mampu mencapai transisi energi yang berkelanjutan dan memenuhi target emisi karbon yang ditetapkan.
Direktur Jenderal Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) Francesco La Camera menyebut Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhatikan secara khusus.
Pendidikan kritis soal transisi energi bersih terbarukan pun semakin krusial. Sebab, krisis iklim menjadi tantangan yang akan semakin masif dihadapi generasi muda di masa mendatang.
PalmCo menegaskan komitmen dalam mendukung agenda dekarbonisasi nasional dan mempercepat langkah menuju target Net Zero Emisi melalui implementasi strategi keberlanjutan
Transisi ke kendaraan nol emisi dapat membantu Indonesia bebas impor bahan bakar fosil paling cepat tahun 2048.
Tahukah kamu bagaimana sejarah penemuan bahan bakar dan penggunaan energi di dunia? Menurut sejarah, penggunaan minyak bumi telah ada sejak 5.000 tahun sebelum masehi.
Dengan sebagian kecil dari hidrogen yang berlimpah itu saja, para peneliti mengatakan bisa memutus ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil selama 200 tahun.
PRESIDEN Prabowo Subianto mengajak negara APEC untuk berkolaborasi mengolah berbagai sumber daya. Hal ini perlu dilakukan agar dana beredar di dalam cakupan ekonomi sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved