Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PERBANKAN meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperpanjang relaksasi atau restrukturisasi kredit seiring tingginya ketidakpastian ekonomi. Namun, analis menilai pemerintah tidak akan memperpanjang relaksasi tersebut karena pemulihan ekonomi tengah berjalan. Ekonom pun menilai restrukturisasi perlu diberikan bagi sektor tertentu saja.
Sebelumnya, perbankan meminta masa restrukturisasi kredit diperpanjang, tidak hanya hingga Maret 2023. Hal ini seiring masih tinggi ketidakpastian ekonomi dan pelaku usaha juga masih perlu waktu untuk pulih dari pandemi covid-19.
Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe memprediksi pemerintah tidak akan memperpanjang masa restrukturisasi. Hal ini karena ekonomi sedang dalam masa pemulihan, terutama karena pada 2023 akan memasuki tahun politik. "Artinya, uang akan berputar 30 kali lipat dari kondisi biasanya. Bank Indonesia membuat kebijakan yang propertumbuhan ekonomi," jelas dia dalam program Zona Bisnis Metro TV, Jumat (24/6).
Jika OJK tidak memperpanjang restrukturisasi kredit, Kiswoyo menyebut rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bisa meningkat. Meskipun demikian, hal tersebut masih dalam batas wajar. Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai beberapa sektor perlu mendapat perlakuan khusus dengan perpanjangan restrukturisasi hingga 2025.
Sebelumnya, Presiden Direktur BCA dalam diskusi outlook perbankan mengatakan para pelaku usaha berharap OJK kembali memperpanjang relaksasi kredit setahun ke depan. Alasannya, dunia usaha masih butuh waktu untuk pulih. "Relaksasi kredit sangat membantu debitur untuk pulih. Perbankan tidak serta merta memasukkan masalah terhambatnya pembayaran kredit ke dalam kategori kredit bermasalah atau NPL," jelas Jahja.
Terkait kinerja NPL perbankan, khususnya bank Himbara, hingga kuartal I 2022 masih terjaga. Namun ada segmen yang masih mencatat NPL tinggi.
Baca juga: Raksasa Energi Prancis Desak Rakyat Kurangi Konsumsi
NPL PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) pada kuartal I 2022 tercatat sebesar 3,5%. Ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 4,25%. Kredit konstruksi segmen perumahan yang mencatatkan NPL paling tinggi sebesar 21,62%.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI mencatatkan penurunan NPL dari 4,1% menjadi 3,5% dengan NPL tertinggi di segmen medium, yakni sebesar 8,4%. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan penurunan dari 3,15% menjadi 2,66% dengan segmen komersial yang mencatatkan NPL tertinggi sebesar 8,47%.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) atau BRI mencatatkan kenaikan tipis NPL, yaitu dari 3,12% ke 3,15%. Segmen korporasi yang mencatatkan NPL sebesar 5,89%. (OL-14)
OJK menegaskan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah tensi perdagangan global. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan pada April 2025 yang tumbuh 8,88%.
KETUA Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar menegaskan bahwa pihaknya memiliki tingkat keyakinan terkait pertumbuhan kredit di tahun ini bisa mencapai 9 sampai 11 persen.
BANK Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini tumbuh di kisaran 11% hingga 13%. Persentase itu lebih tinggi dari realisasi di 2024 yang tercatat tumbuh 10,39%.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan kinerja intermediasi perbankan masih tumbuh positif dengan kredit perbankan tumbuh double digit.
Banyak pelaku usaha tak bisa dapat kredit bank karena bank masih memiliki hak tagih meski utang tersebut telah dihapusbukukan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate dapat mendongkrak penyaluran kredit pembiayaan ke perbankan.
Seknas Fitra menyoroti laporan keuangan kuartal I 2025 PT Telkom Indonesia yang mengalami penurunan dari Rp37,4 triliun menjadi Rp36,6 triliun pada kuartal pertama 2025.
BTN siapkan restrukturisasi KPR bagi wartawan di tengah krisis industri media. Program rumah subsidi diluncurkan untuk 1.000 unit, berpeluang naik jadi 3.000.
Peningkatan kompetensi pegawai juga menjadi bagian dari strategi bisnis yang dijalankan.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat keringanan pembayaran utang senilai Rp26,3 triliun melalui kesepakatan restrukturisasi utang bersama kreditur.
Polis para nasabah tersebut pun telah dialihkan polisnya kepada PT Asuransi Jiwa IFG (IFG). Namun, masih terdapat 0,3% pemegang polis Jiwasraya yang menolak skema restrukturisasi.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Sentosa mengungkapkan sebanyak 99,7% nasabah Jiwasraya telah menyetujui skema restrukturisasi polis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved