Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Komit Dukung Angkatan Kerja, PINTAR Rilis Platform Pendidikan dan Pengembangan Diri

Fetry Wuryasti
17/5/2022 18:34
Komit Dukung Angkatan Kerja, PINTAR Rilis Platform Pendidikan dan Pengembangan Diri
PT Pintar Pemenang Asia resmi meluncurkan PINTAR, sebuah platform pengembangan diri(Medcom/ilustrasi aplikasi)

PT Pintar Pemenang Asia resmi meluncurkan PINTAR, sebuah platform pengembangan diri yang merupakan wujud komitmen perusahaan untuk memberdayakan angkatan kerja Indonesia lewat akses belajar tanpa kenal usia.

Berubahnya dunia kerja seiring perkembangan teknologi menyebabkan adanya gap antara demand dan supply dalam pasar tenaga kerja. PINTAR hadir untuk menutup celah tersebut lewat tiga lini produk yang terintegrasi dalam satu platform yaitu Kursus, Kuliah, dan Korporasi.

CEO PINTAR Ray Pulungan menyatakan bahwa event rebranding ini mempertegas misi PINTAR untuk membuka akses kepada pendidikan berkualitas di era digital sebagai bagian dari proses pembangunan ekonomi yang inklusif, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan.

“Kami yakin pendidikan yang relevan terhadap kebutuhan industri tidak hanya berpotensi membuka peluang bagi pembelajar, tetapi juga bagi keluarganya, komunitasnya, serta organisasi dimana dia menyumbangkan waktu, pikiran, dan tenaganya,” ucap Ray Pulungan, Selasa (17/5).

Pendidikan yang ditawarkan oleh PINTAR tidak cuma berupa pendidikan formal tetapi pendidikan yang dinamis dan peka terhadap perubahan zaman.

“Pendidikan ini sesuatu yang tidak mengenal ruang dan waktu. Ini yang kami perjuangkan di PINTAR. PINTAR hadir untuk memberikan kesempatan yang setara bagi setiap pembelajar di usia produktif. Kami di PINTAR ingin memberdayakan angkatan kerja lewat akses pendidikan tanpa kenal usia. PINTAR, learning for life," jelas Head of Learning PINTAR Grace Gunawan.

Baca juga: Lewat Mukidi, Sandiaga Ingin Sineas Turut Buka Lapangan Kerja

Wakil Ketua Kadin Indonesia Shinta Kamdani memaparkan permasalahan mismatch (ketidaksesuaian) antara supply dan demand tenaga kerja di Indonesia.

Shinta menyampaikan dari penelitian LIPI, sebanyak 4,6% tenaga kerja Indonesia undereducated, 27,9% tenaga kerja overeducated, dan 68,4% mengalami field of study mismatch.

"Berbagai mismatch ini menimbulkan konsekuensi berupa kesenjangan keterampilan, rendahnya kepuasan kerja, tingginya angka pengangguran, sampai kesenjangan gaji/upah,” tutur Shinta.

PINTAR hadir untuk memberi solusi terhadap masalah seperti yang diterangkan oleh Shinta Kamdani tersebut, yaitu menjadi penjembatan skill gap di dunia kerja lewat kolaborasi dengan berbagai institusi.

Vice President Samator Group Imelda Harsono mengatakan ini adalah waktu yang sangat tepat untuk berinvestasi dalam keterampilan karyawan. Secara global teknologi sudah cukup maju, apa pun bisa dipelajari karena platform pembelajaran bisa diakses dengan mudah.

"Keberadaan platform-platform ini membuat para pekerja bisa terus mengembangkan diri dengan tidak terhambat oleh pendidikan formal,” tambah Imelda.

Korporasi harus melihat pelatihan karyawan sebagai investasi. Ini adalah win win solution. Bagi tenaga kerja, mereka akan jadi lebih produktif. Bagi perusahaan, retention meningkat. Di Indonesia, pemerintah sudah fokus pada investasi sumber daya manusia, contohnya lewat Prakerja. (A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya