Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERUSAHAAN Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memastikan daging kerbau asal India yang diimpor oleh Indonesia bebas dari penyakit mulut dan kulit (PMK). Apalagi perusahaan telah memperketat pengawasan dan pemeriksaan kualitas daging.
"Bisa saya sampaikan daging yang kita impor ini aman, sangat aman. Karena selama ini tidak ada ditemukan (PMK)," ujar Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (10/5).
Importasi daging kerbau dari India juga telah dilakukan Indonesia sejak 2016. Hingga saat ini, perusahaan belum mendapati daging kerbau yang dideteksi memiliki PMK.
Terlebih selama mengimpor daging kerbau dari India, Bulog melakukan prosedur dan pemeriksaan yang ketat. Dus, bila kedapatan daging impor tersebut terindikasi penyakit, maka kegiatan impor akan dihentikan sementara.
"Pasti kita menjaga kualitas daging ini aman," tutur Budi.
Baca juga:Bulog Pastikan Mampu Hadapi Kebutuhan Pangan
Tahun ini, lanjut pria yang karib disapa Buwas itu, perusahaan telah mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengimpor 100 ribu ton daging kerbau beku asal India.
Impor daging kerbau dilakukan sebagai alternatif dan menjaga stabilitas harga. Sejauh ini sekitar 16 ribu ton daging kerbau beku asal India sudah masuk ke Indonesia pada April 2022.
Sedangkan selama triwulan I 2022, perusahaan telah menjalankan penugasan impor daging kerbau sebanyak 20 ribu ton. Dengan demikian, perusahaan telah mengimpor 36 ribu ton daging kerbau dari total kuota impor tahun ini. (A-2)
PMK merebak di Desa Cikawungading, Cipanas, Ciheras dan Kertasari, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya,
Tingginya kasus PMK juga berdampak pada penjualan sapi di Pasar Hewan Kabupaten Purwakarta. Penjualan sapi mengalami penurunan.
Sebanyak 500 ekor sapi di Kota Bandung telah mendapatkan vaksin PMK melalui program vaksinasi yang dilakukan secara intensif selama sepekan terakhir.
SEBANYAK 36 sapi di Kecamatan Cipatujah, Parungponteng, Karangnunggal, Bantarkalong, Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mati diduga akibat penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kasus penyebaran PMK di Kabupaten Tasikmalaya telah terjadi di 10 kecamatan
Penyebaran PMK menyebabkan 36 ekor mati dan 470 ekor sapi positif terjangkit.
Dari total 200 ekor sapi kini tinggal 10 ekor yang belum terjual.
Vaksinasi dilakukan untuk memastikan ketersediaan daging sehat dan layak konsumsi
NOVITA Pristiani, 27, sejenak memandangi ratusan bibit lele di sebuah ember besar.
Pemeriksaan kesehatan PMK sapi ini sudah kami lakukan di 34 peternakan. Kegiatan tersebut akan terus dilaksanakan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang
"Ciri-cirinya yang jelas jika diperiksa mulutnya itu seperti banyak sariawan atau pecah-pecah, lidahnya juga banyak sariawan,"
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi Wadi Rima mengatakan, sebanyak 19 sapi ternak positif terjangkit PMK
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved