Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

PLN Siap Pasok Listrik EBT ke Produsen Kendaraan Listrik yang Bangun Basis Produksi di RI 

Insi Nantika Jelita
05/4/2022 22:32
PLN Siap Pasok Listrik EBT ke Produsen Kendaraan Listrik yang Bangun Basis Produksi di RI 
Mobli listrik mengisi bahan bakar di SPKLU yang ada di Nusa Dua, Bali(Antara/Fikri Yusuf)

PT PLN siap memasok listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) bagi produsen kendaraan listrik (electric vehicle /EV) yang membangun pabrik di Indonesia. 

Saat ini PLN memiliki pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas terpasang mencapai 9 gigawatt (GW), yang kapasitasnya bakal meningkat hingga 29 GW pada 2030. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan, dengan target tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik industri hijau. 

"Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan di 2021, PLN siap mendukung industri di kawasan industri hijau melalui pembangkit EBT," ujar Darmawan dalam rilis resmi, Selasa (5/4). 

Pada tahun ini, PLN bakal menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW. Pembangkit ramah lingkungan tersebut terdiri dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sebesar 45 MW, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan PLTM atau 

Pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) 178 MW serta pembangkit listrik tenaga bioenergi 5 MW. 

Baca juga : Tiga Perusahaan Komitmen Bangun Ekosistem Industri Otomotif Nasional

Selain dari sisi pasokan, Darmawan juga menjelaskan dalam mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia, PLN juga membuka peluang kerja sama dalam carbon trading melalui Renewable Energy Certificate (REC). 

"REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi," ucapnya. 

Dia menjelaskan, kontrak pembelian REC dengan durasi kerja sama 1-5 tahun ini juga bakal memberi dampak positif bagi industri. 

"Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100% penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," katanya. 

Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060. Diharapkan, masifnya kontrak pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi. 

"Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan REC ini," ungkap dia. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya