Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ekonomi Sirkular Wujudkan Kehidupan Ramah Lingkungan

Mediaindonesia.com
24/3/2022 00:41
Ekonomi Sirkular Wujudkan Kehidupan Ramah Lingkungan
Webinar High Level bertema Circular Economy: Fostering Partnership to Strengthen Business Ecosystem.(Ist)

SEBAGAI upaya mendukung Presidensi G20 yang digelar di Indonesia, Sekolah Tinggi Manajemen PPM (PPM School of Management) bekerja sama dengan Yayasan WWF Indonesia serta didukung Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan Webinar High Level bertema Circular Economy: Fostering Partnership to Strengthen Business Ecosystem.

Ketua Umum Pengurus Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen Tjahjono Soerjodibroto menyampaikan ekonomi sirkular adalah sebuah alternatif untuk ekonomi linier tradisional (buat, gunakan, buang) yakni pelaku ekonomi menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin, menggali nilai maksimum dari penggunaan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan bahan pada setiap akhir umur layanan.

Di dalam ekonomi sistem sirkular, penggunaan sumber daya, sampah, emisi, dan energi terbuang diminimalisasi dengan menutup siklus produksi-konsumsi dengan memperpanjang umur produk, inovasi desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, remanufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling).

Baca juga: Implementasi Ekonomi Hijau Dimulai dari Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkeadilan 

Ekonomi sirkular ini dapat diterapkan di semua sektor baik itu fast moving consumer goods, konstruksi, pertanian dan sebagainya, sehingga sangat strategis dalam upaya mengoptimalkan sumberdaya, melindungi lingkungan dan berkontribusi pada ekonomi nasional maupun global.

"Kami berharap webinar ini selain mendukung Presidensi G20 juga untuk memperkuat keberadaan ekonomi sirkular. Diharapkan webinar ini bisa menjadi masukan atas penyusun kebijakan pemerintah," ujar Tjahjono dalam webinar yang digelar Rabu (23/3).

Dengan memakai konsep 5 R yakni deduce, reuse, recycle, refurbish, dan renew, ekonomi sirkular menawarkan desian produk yang restoratif, regenaratif, dan berkualitas tinggi.

Namun, ia mengakui masih terdapat tantangan seperti perlunya dukungan pemerintah seperti kebijakan serta insentif, mahalnya peralatan teknologi dan dukungan infrastruktur, mindset masyarakat yang sulit diubah, dan sistem pendidikan yang belum merata sehingga menghambat pemahaman masyarakat terhadap ekonomi sirkular.

"Karena itu, PPM School of Management sangat mendukung pemerintah memanfaatkan posisi Presidensi G20 untuk mengangkat ekonomi sirkular sebagai inisiatifnya," jelasnya.

"Karena dunia sudah saatnya untuk bersatu guna menangani pemanasan global melalui ekonomi sirkular. Semoga ke depan kita bisa melahirkan produk inovatif dan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari," kata Tjahjono.

Ketua Badan Pengurus WWF Indonesia Alexander S Rusli menjelaskan ekonomi sirkular bukanlah barang baru. Namun, saat ini semua negara dan perusahaan besar sadar bersatu menyadari pentingnya ekonomi sirkular. G20 merupakan momentum yang tepat untuk menyuarakan ekonomi sirkular.

Menkop UKM Teten Masduki sebagai keynote speaker mengapresiasi webinar yang digelar PPM School of Management.

Dalam laporan yang diterbitkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas pada Januari 2021, disebut pendekatan ekonomi sirkular memberikan dampak berarti bagi ekonomi, lingkungan, dan sosial di Tanah Air.

Dari segi ekonomi, misalnya, ekonomi sirkular berpotensi menumbuhkan tambahan gross domestic product (GDP) senilai Rp593 triliun-Rp638 triliun dan bisa mengurangi volume sampah hingga 18,53% pada 2030.

"Menariknya, data Semeru 2021 menyebutkan 73% anak muda Indonesia berminat jadi wirausahawan," katanya.

"Data UNDP, 90% tertarik UMKM tertarik dengan usaha ramah lingkungan dan inklusif. Kami terus mendorong start up anak muda yang bergerak dalam hal ramah lingkungan misalnya dalam upaya mengurangi sampah plastik," kata Teten.

Karena itu, lanjut Teten, pengembangan UMKM ke depan diarahkan pada bisnis ramah lingkungan berbasis keunggulan lokal.

Selain itu, juga pengembangan UMKM hijau, inklusif dan berkesinambungan merupakan tugas bersama dengan kolaborasi strategis pemerintah, universitas, BUMN, dan swasta.

"Kami berharap webinar high level ini bisa menghasilkan rekomendasi untuk mewujudkan UMKM yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," pungkas Teten.

Sementara itu, Prof Bambang P.S Brodjonegoro selaku Komisaris Utama PT Telkom Indonesia dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI menyampaikan bagi ekonom, ekonomi sirkular kini menjadi bahasan yang penting. Apalagi tren pandemi covid-19 saat ini sudah menurun.

Menurut dia, potensi penerapan ekonomi sirkular terhadap perekonomian Indonesia juga tinggi.

Selain menumbuhkan tambahan gross domestic product (GDP) senilai Rp593 triliun-Rp638 triliun atau setara 2,3-2,5% PDB pada 2030, ekonomi sirkular juga dapat menciptakan lapangan kerja netto sebesar 4,4 juta lapangan kerja sampai 2030. 

"Artinya dampaknya pada sustainability sangat bagus, dan berkontribusi pada diversifikasi kegiatan ekonomi kita yang saat ini tergantung pada alam berubah menjadi yang berbasis pada pengolahan termasuk ekonomi sirkular," jelasnya.

"Karena itu, jadikanlah ekonomi sirkular sebagai alternatif yang nantinya bisa menjadi mainstream dalam struktur ekonomi kita," pungkas Bambang. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya