Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menuturkan, dengan kebutuhan minyak goreng sawit (MGS) curah sebesar 1,62 juta ton untuk industri makanan pengguna bahan baku atau bahan penolong, kecil kemungkinan menggunakan minyak goreng curah domestic market obligation (DMO).
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menuturkan, pabrik makanan itu biasanya disuplai oleh pabrik MGS milik grupnya dengan harga pasar atau membeli dari pabrik MGS dengan mekanisme business to business (B2B).
“Kami meyakini industri makanan pengguna MGS tidak menggunakan MGS hasil DMO,” kata dia dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (12/3).
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kebutuhan minyak goreng sawit nasional sepanjang 2021 sebesar 5,07 juta ton, terdiri dari kebutuhan curah industri sebesar 1,62 juta ton (32%), curah rumah tangga 2,12 juta ton (42%), kemasan sederhana 0,21 juta ton (4%), dan kemasan premium 1,11 juta ton (22%).
Untuk realisasi produksi MGS tahun lalu tercatat mencapai 20,22 juta ton digunakan untuk memenuhi dalam negeri sebesar 5,07 juta ton (25,07%) dan sisanya sebesar 15,55 juta ton (74,93%) untuk tujuan ekspor.
“Dengan angka produksi demikian, kemampuan pasok industri MGS jauh di atas kebutuhan dalam negeri dan menciptakan penerimaan devisa negara yang sangat besar,” jelas Febri.
Pihaknya juga menyebut, saat ini terdapat 168 jenis produk hilir CPO atau minyak kelapa sawit yang dinilai mampu diproduksi oleh industri di dalam dalam negeri untuk keperluan pangan, fitofarmaka atau nutrisi, bahan kimia atau oleokimia, hingga bahan bakar terbarukan/biodiesel fatty acid methyl ester/FAME.
Selain itu, Ketua Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman menyebut, masalah kekosongan pasar minyak goreng sawit merupakan akumulasi dari permasalahan persediaan atau stok MGS sejak Desember 2021.
Lalu, terjadinya rush buying atau panic buying pada pertengahan Januari 2022. Hal ini diperkirakan berkontribusi pada kelangkaan MGS di pasar, meskipun pada beberapa minggu terakhir dilakukan tambahan pasokan MGS ke masyarakat hasil perolehan DMO.
“Industri makanan dan minuman juga terus berkomitmen untuk menggunakan minyak goreng sawit yang sesuai dengan peruntukannya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Adhi menjelaskan, industri makanan yang membutuhkan MGS sebagai bahan baku atau bahan penolong, seperti industri mi instan, industri makanan ringan, dan industri ikan dalam kaleng, membeli MGS dengan mekanisme B2B dengan harga pasar.
Dia berujar, khusus untuk industri makanan skala UMKM d masih diperbolehkan membeli MGS dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai Pasal 4 ayat (2) Permendag No. 6 Tahun 2022 tentang Penetapan HET minyak goreng sawit. (OL-12)
Sekjen CPOPC yang baru Izzana Salleh merupakan sosok yang memiliki pengalaman pada sektor kebijakan publik, kepemimpinan korporat, hingga advokasi nirlaba global.
Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) secara resmi mengumumkan transisi kepemimpinan eksekutifnya.
Adhiya juga menyiapkan buzzer untuk merespons setiap postingannya di media sosial.
Edukasi tentang betapa pentingnya peran kelapa sawit dalam kehidupan sehari-hari manusia terus disampaikan oleh para pemangku kepentingan.
Forwatan dan Gapki menyalurkan bantuan kepada anak yatim piatu sebagai wujud kepedulian dan berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan.
Asian Agri dan Apical mempertegas komitmen berkelanjutan kedua perusahaan, yaitu AsianAgri2030 dan Apical2030 yang diluncurkan pada 2022 lalu.
Xapiens berkomitmen menghadirkan solusi dan peluang kolaborasi di indutri teknologi.
Hingga kuartal I 2025, investasi baru di sektor industri tekstil mencapai Rp5,40 triliun, menyerap 1.907 tenaga kerja tambahan, dan menjaga total lapangan kerja pada angka 3,76 juta orang.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Perkuat Pasar Indonesia, Cognex Hadirkan Pusat Layanan & Demo Teknologi di Bekasi
Pabrik ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menjadi pusat inovasi industri gula yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
SINERGI antara teknologi dan kesadaran kolektif industri dalam menghadapi tantangan krisis energi dan perubahan iklim dinilai penting.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved