Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Harga Minyak Brent Bangkit 5% setelah Merosot

Mediaindonesia.com
10/3/2022 18:27
Harga Minyak Brent Bangkit 5% setelah Merosot
Lapangan minyak Montebello di Montebello, California, pada 23 Februari 2022.(AFP/Frederic J Brown.)

MINYAK Brent rebound pada Kamis (10/3) setelah melemah pada hari sebelumnya. Ini terjadi di tengah harapan bahwa sejumlah besar minyak Rusia yang terkena sanksi sebagian besar dapat diganti dengan sumber dari tempat lain.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea naik 5,1% menjadi US$116,80 per barel dalam transaksi pagi. Kontrak WTI New York naik 3,5% menjadi US$112,58.

Kedua kontrak telah runtuh lebih dari 12% nilainya pada Rabu, karena para pedagang juga memanfaatkan secercah harapan untuk pembicaraan damai antara produsen utama Rusia dan Ukraina. Brent jatuh serendah US$105,60 setelah mencapai puncak di US$139 hanya dua hari sebelumnya, karena krisis Ukraina terus mengirimkan gelombang kejut melalui pasar.

Uni Emirat Arab mengatakan, Rabu, akan mendesak sesama negara bagian dalam kartel produsen minyak OPEC untuk meningkatkan produksi. Sementara itu pembicaraan AS dengan produsen besar Venezuela tampaknya membuat kemajuan.

"Harga minyak mentah rebound pagi ini setelah terperosok di berbagai berita utama Rusia," kata analis Markets.com Neil Wilson. "Brent dan WTI jatuh kemarin dalam pembalikan brutal karena UEA mengindikasikan dapat mulai memompa lebih banyak minyak dan meminta teman-teman di OPEC untuk berbuat lebih banyak. Komentar dari pejabat Rusia dan Ukraina juga menunjukkan jalan menuju perdamaian, tetapi situasi di lapangan tidak berbeda."

Baca juga: McDonald's, Coca-Cola, Perusahaan AS Lain Setop Operasi di Rusia

Pada saat yang sama, Irak mengatakan pihaknya dapat meningkatkan produksi dan pembicaraan nuklir dengan Iran juga menunjukkan tanda-tanda membuahkan hasil. Namun, dengan perang Ukraina yang masih berkecamuk dan pasokan minyak mentah yang masih terbatas, ekspektasi komoditas tersebut untuk mempertahankan kekuatan harganya. "Pedagang masih sangat berhati-hati karena tidak jelas bagi mereka bahwa perubahan momentum saat ini atau pergeseran arah tren minyak akan bertahan," kata analis AvaTrade Naeem Aslam. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya