Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Presidensi G20, Ajang Promosi Indonesia sebagai Pemain Utama Pengembangan Kendaraan Listrik 

Mediaindonesia.com
09/3/2022 21:49
Presidensi G20, Ajang Promosi Indonesia sebagai Pemain Utama Pengembangan Kendaraan Listrik 
Mobil listrik mengisi daya di SPKLU(Antara/Nova Wahyudi)

INDONESIA diyakini bisa menjadi pemain utama pada industri kendaraan listrik global. Hal itu dikarenakan berlimpahnya nikel, komponen utama baterai kendaraan listrik, di tanah air. 

Demikian ditegaskan Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan dalam rilis Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (9/3) di Jakarta. 

“Kemudian selanjutnya pasti dukungan dari dunia internasional, karena mereka berkomitmen memberikan bantuan kepada Indonesia agar proses transisi ini bisa berjalan secepatnya. Karena kalau tanpa bantuan dari internasional saya kira kebobolan, nggak mungkin, nggak ada dananya,” tuturnya. 

Ia pun tidak memungkiri jika transisi menuju pemanfaatan EBT masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Namun melalui forum Presidensi G20 2022, Indonesia bisa mendorong komitmen mempercepat transisi energi melalui kebijakan yang bersifat progresif.   

“Kita mempunyai sumber energi yang cukup besar, terutama energi EBT sangat besar, dan ini bisa kita optimalisasi,” katanya. 

Mamit menjelaskan, saat ini Indonesia bahkan masih mengandalkan PLTU sekitar 65 sampai 70 persen sebagai sumber energinya. 

Baca juga : Mendag Klaim Stok Minyak Melimpah

“Nah bagaimana bisa memikirkan secara dini paling tidak mengurangi ketergantungan, dibutuhkan biaya yang cukup besar,” ucapnya.  

Oleh karenanya, Presidensi G20 Indonesia 2022 dikatakan Mamit bisa menjadi momentum untuk mendapatkan dukungan pendanaan memperlancar rencana pemanfaatan EBT. 

“Selanjutnya saya kira kenapa kita harus optimistis, karena memamg dengan kebijakan pemerintah terkait EBT Juga sangat masif, dengan kebijakan-kebijakan yang mengarah ke green energy saat ini. Begitu juga sedang digodok rancangan undang-undang EBT di mana ini pastinya akan memberikan kepastian hukum bagi investor untuk investasi EBT ke Indonesia,” ucapnya. 

Pemerintah bersama Dewan Energi Nasional (DEN) dari Pemangku Kepentingan tengah mengakselerasi pencapaian target bauran nasional pada tahun 2025. Baruan nasional ini terdiri dari EBT sebesar 23 persen, gas bumi sebesar 22 persen, minyak bumi sebesar 25 persen, dan batubara sebesar 30 persen. Sementara, pada tahun 2020 bauran energi baru terbarukan tercapai sebesar 11,20 persen, gas bumi sebesar 19,16 persen, minyak bumi sebesar 31,60 persen, dan batubara sebesar 38,04 persen. 

Sebelumnya Kementerian Perindustrian juga telah menyatakan menyiapkan strategi untuk menjadi pemain utama industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) global, dengan menetapkan peta jalan pengembangan EV di Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV, dan Perhitungan Tingkat Kandungan Lokal. Pemerintah juga menargetkan dapat mengembangkan industri komponen utama EV, mulai dari baterai, motor listrik, dan inverter. 

Permintaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) diperkirakan mencapai 55 juta unit pada 2040 mendatang. Kondisi ini diyakini turut mendorong kebutuhan akan komponen utama kendaraan listrik. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya