Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Pemerintah-Pertamina Pastikan Harga Pertalite tidak Naik

Despian Nurhidayat
09/3/2022 18:01
Pemerintah-Pertamina Pastikan Harga Pertalite tidak Naik
Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina wilayah Jakarta.(Antara)

MESKIPUN harga minyak dunia terus melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina, pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik. 

Upaya itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat, yang saat ini banyak menggunakan Pertalite. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata menyebut risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia-Ukraina.

Situasi konflik pada akhirnya memengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi. Mulai dari minyak mentah, batu bara, hingga gas. “Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” ujar Isa dalam keterangan resmi, Rabu (9/3).

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Makin Runyam, Harga Minyak Komoditas Makin Liar

Secara keseluruhan, kenaikan harga komoditas, termasuk Indonesian Crude Price (ICP), memang berdampak positif pada pendapatan negara, terutama PNBP. Namun, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara.

“Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” imbuh Isa.

Pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN. Serta, mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara.

Baca juga: Negara-Negara Barat mulai Hentikan Impor Minyak dari Rusia

Kemudian, beban terhadap belanja negara, serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran. Tentu saja dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, yang baru pulih dari dampak pandemi covid-19.

Di samping itu, pemerintah melakukan monitoring terhadap perkembangan perekonomian. Termasuk, volatilitas harga komoditas terkini dalam rangka antisipasi kebijakan.

Mendukung upaya stabilitas perekonomian nasional, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan bahwa perseroan yang berperan dalam mengelola energi nasional, juga sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

Baca juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata untuk Kemanusiaan di Ukraina

“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Meski harga minyak dunia menembus US$130 per barel, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah. Memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp7.650 per liter,” terang Fajriyah

Menurutnya, harga tersebut tidak berubah dalam tiga tahun terakhir. Saat ini, porsi konsumsi Pertalite merupakan yang terbesar atau sekitar 50% dari total konsumsi BBM nasional. Pemerintah pun terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite, agar stabilisasi harga dapat terjaga.

Selain itu, penyesuaian harga produk juga dilakukan secara selektif. Dalam hal ini, hanya untuk BBM nonsubsidi tertentu. Misalnya, Pertamax Series dan Dex Series, yang porsinya hanya sekitar 15% dari total konsumsi BBM Nasional.(OL-11)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya