Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
CENTRE for Strategic and International Studies (CSIS) mengatakan bahwa terdapat tiga opsi yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk menyikapi konflik antara Rusia dan Ukraina yang sampai saat ini masih berlangsung.
Peneliti Departemen Hubungan Internasional CSIS, Gilang Kembara mengatakan bahwa tiga opsi tersebut terdiri dari dua opsi ekstrem dan satu opsi jalur menengah.
"Opsi pertama saya lihat kita bisa melakukan kurang lebih opsi kebijakan yang dilakukan oleh negara-negara barat yakni opsi larangan kepada Rusia dan mengeluarkan pernyataan yang secara terbuka mengkrtitik invasi Rusia ke Ukraina," ungkapnya dalam webinar Menimbang Dampak Konflik Rusia-Ukraina bagi Indonesia, secara daring, Rabu (2/3).
Gilang menambahkan, Indonesia juga dapat menutup wilayah NKRI terhadap lalu lintas kapal atau pesawat Rusia, serta mengirimkan materiil senjata dan perbekalan bagi tentara dan warga Ukraina.
Baca juga: CSIS: Konflik Rusia Ukraina akan Tekan Industri Otomotif Global
Di ASEAN sendiri, hanya Singapura yang dikatakan sudah melakukan opsi pertama ini dengan mengkritik invasi Rusia dan melakukan larangan serta sanksi ekonomi. Sampai saat ini tidak ada negara di Asia Tenggara yang melakukan hal serupa.
"Indonesia saya lihat lebih mengutamakan jalur tengah atau opsi kedua. Kita bisa menawarkan diri sebagai mediator konflik, kita juga dapat menyerukan genjatan senjata dan berharap kedua negara dapat menyelesaikan konflik secara diplomatis karena kita menghindari adanya blaming game dan kita juga bisa mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Ukraina," ujar Gilang.
Opsi ketiga, menurut Gilang merupakan opsi yang paling tidak mungkin terjadi yaitu Indonesia mendukung Rusia dengan cara mendukung gerakan invasi Rusia, menolak Ukraina jadi bagian dari NATO dan mengakui kemerdekaan rakyat Donetsk dan RR Luhansk.
"Ini menurut saya opsi yang paling tidak mungkin terjadi," pungkasnya. (A-2)
Citra setelit menangkap gambar Gunung Berapi Klyuchevskoy di Rusia yang memuntahkan gumpalan asap sepanjang 1.600 kilometer ke atmosfer bumi.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan tekanannya terhadap Rusia dengan mengancam akan memberlakukan tarif tinggi dan membuka jalur baru pengiriman senjata ke Ukraina.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tenggat waktu kepada Rusia untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam waktu 50 hari.
SERANGAN intensif Rusia ke kota-kota Ukraina, termasuk Kyiv, berlangsung dengan ratusan rudal balistik. Presiden AS Donald Trump mengirimkan tambahan pertahanan udara ke Ukraina
Donald Trump mengeluarkan ancaman baru terhadap Rusia berupa tarif sekunder sebesar 100% jika tidak tercapai kesepakatan damai dengan Ukraina dalam waktu 50 hari ke depan.
Presiden Donald Trump akan mengirimkan senjata ke Ukraina dan menjatuhkan saksi dagang ke Rusia, jika perdamaian tidak tercapai 50 hari kedepan.
PEMERINTAH Indonesia terus melanjutkan proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari kawasan konflik. 54 WNI dari Iran
Gencatan senjata adalah istilah yang kerap muncul dalam konteks konflik militer atau peperangan. Berikut penjelasan lengkapnya
Komnas HAM merespons serius situasi di Papua dalam kerangka dan tujuan tunggal, yaitu untuk mewujudkan Papua Tanah Damai melalui berbagai upaya rekonsiliasi dan perdamaian.
Dorong upaya-upaya rekonsiliasi untuk mewujudkan perdamaian di Bumi Cenderawasih.
KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menghimbau kepada semua pihak untuk tidak menggunakan pendekatan kekerasan dalam menangani konflik antara KKB dan aparat di tanah Papua
Eropa sedang bergegas mempersiapkan warganya untuk menghadapi ancaman konflik yang semakin meningkat dan berada di ambang pintu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved