Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tutup Perdagangan Saham di BEI, Airlangga Pamer Kinerja Perekonomian Positif di 2021

Fetry Wuryasti
30/12/2021 17:36
 Tutup Perdagangan Saham di BEI, Airlangga Pamer Kinerja Perekonomian Positif di 2021
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan paparan saat Refleksi Capaian 2021 dan Outlook Ekonomi 2022, Kamis (30/12)(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

PERDAGANGAN saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi ditutup Kamis (30/12) sore. Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.581,48, terkoreksi 19,19 poin (-0,29%).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mewakili Presiden RI Joko Widodo pada penutupan perdagangan bursa, menyampaikan sejumlah tantangan ekonomi global.

Terutama terkait kenaikan harga energi, disrupsi rantai pasok dan krisis properti di Tiongkok yang besarnya US$300 miliar, dan diperkirakan efeknya akan terasa di 2022," ujar Airlangga, Kamis (30/12).

Kemudian tantangan lainnya yaitu suku bunga di AS lebih rendah dari inflasi, membuat akan adanya tapering off dari bank Sentral AS The Fed. Di kuartal ke III datang varian delta yang efeknya ke sektor kesehatan bisa mencapai Rp 100 triliun.

Meski tampak optimisme dengan penanganan Covid-19 yang berhasil ditekan dari 65.000 kasus pada Juli 2021 hingga rata-rata kini di bawah 300 kasus. Omikron yang sedang melanda dunia, Airlangga yakin ketahanan sektor kesehatan Indonesia cukup kuat.

"Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam penanganan pandemi, juga menurut survei, lebih dari 70%," katanya.

Ini diwujudkan dalam bentuk pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 mencapai 3,5%. Dari segi permintaan juga meningkat, produksi juga dalam level ekspansi di level 53,9. Inflasi Indonesia juga di 1,75% (yoy). Ini menunjukan berbagai kegiatan sudah mulai pulih.

Baca juga: Serapan Anggaran PEN 2021 Diperkirakan Hanya 88,5%

Penerimaan pajak juga mencapai Rp1.231,87 triliun, atau 100,19% dari target Rp1.122,9 triliun. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga dia katakan sudah lebih dari 100%, berkat harga supercycle komoditas, begitu pula penerimaan cukai juga melebihi 100%.

"Dengan demikian target defisitnya lebih rendah dari apa yang direncanakan dalam APBN. Pemerintah optimistis defisit akan bisa dikendalikan di 2023 apabila situasinya relatif sama dan pandemi tertangani," kata Airlangga.

Capaian ekspor juga tumbuh 42,62% (ytd), didukung oleh sektor kelapa sawit yang mendekati US$32,32 miliar, serta hilirisasi iron & steel baja yang diperkirakan bisa mencapai US$20,8 miliar.

Kinerja perbankan, pertumbuhan penyaluran kredit hingga November sebesar 4,82%. Dari sisi pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level 6.723,39, dengan imbalan imbal hasil bursa sepanjang tahun (ytd) sebesar 10%.

"Kinerja ini menunjukan terjadi pendalaman pasar, 7,83 juta daripada investor yang mayoritas ritel serta kinerja IPO. Saat tentu aset pasar modal dikuasai investor dalam negeri," kata Airlangga.

Pemerintah dengan UU Cipta Kerja telah mendirikan Sovereign Wealth Fund (INA) yang merupakan dalam sejarah Indonesia memiliki mesin untuk investasi jangka panjang. Diharapkan INA bisa bekerja di 2022.

"Sekarang sedang dilakukan due diligence. Kapitalisasi sudah dibuat dengan modal Rp 30 triliun. Tinggal ditambahkan investasi yang sifatnya jangka panjang," kata Airlangga.

Pemerintah juga sudah menurunkan PPh Badan menjadi sebesar 22% di 2021, dan 19% bagi perusahaan publik. Dia berharap dengan penurunan ini bisa mendorong perusahaan untuk melantai di pasar modal. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya