Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pupuk Indonesia Seragamkan Produk untuk Capai Efisiensi

Andhika Prasetyo
27/12/2021 07:10
Pupuk Indonesia Seragamkan Produk untuk Capai Efisiensi
Ilustrasi(MI/Djoko Sardjono )

PT Pupuk Indonesia memutuskan melakukan penyeragaman produk retail urea dan NPK demi mewujudkan efisiensi. Sebelumnya, ada sekitar 100 varian merk pupuk nonsubsidi yang diproduksi dan dipasarkan lima perusahaan di bawah bendera Pupuk Indonesia Grup.

Dengan terobosan kebijakan terbaru ini, perseroan hanya akan memiliki dua produk yakni Urea Nitrea dan NPK Phonska Plus 16-16-16.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan, dengan mengandalkan dua brand utama, upaya pengembangan produk akan lebih terkonsentrasi. Selain itu, biaya promosi juga dapat ditekan karena fokus semakin mengerucut. "Selain membuat biaya produksi lebih efisien, strategi penyeragaman diharapkan membuat produk kita semakin berkualitas dan berdaya saing tinggi," ujar Bakir melalui keterangan resmi, Senin (27/12).

Yang tidak kalah penting, sambungnya, single branding akan memperkuat loyalitas konsumen terhadap produk perseroan.

Para petani sebagai pengguna akan semakin yakin pada satu produk yang dihasilkan. "Mereka tidak akan lagi kesulitan memilih atau mengidentifikasi produk yang saat ini diproduksi oleh lima anak perusahaan. Ini juga bagian dari program transformasi bisnis Pupuk Indonesia yang berkomitmen untuk lebih fokus pada pelanggan," tuturnya.

Urea Nitrea adalah produk urea retail non subsidi dengan kandungan nitrogen 46%. Manfaat utamanya adalah memasok unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman terutama dalam pembentukan hijau daun. Adapun, NPK Phonska Plus 16-16-16 adalah pupuk dengan kandungan Nitrogen, Phospor dan Kalium. Jenis tersebut sangat dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan buah, serta memperkuat batang dan akar.

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pupuk Indonesia Darmin Nasution mengatakan, selain membawa dampak positif, penyeragaman produk juga menimbulkan risiko yang cukup besar.

Bila perseroan tidak serius dalam upaya pengembangan, atau terjadi kesalahan dalam proses produksi, brand tersebut akan langsung dicap buruk di pasar. "Tentunya implementasi single branding ini selain memberi banyak benefit, tentu ada saja risiko yang perlu diperhatikan. Jangan sampai ada kesalahan. Kita harus membangun korporat image yang baik," tegas Darmin.

Risiko itu, lanjut dia, seharusnya bisa menjadi motivasi bagi Pupuk Indonesia untik bekerja lebih baik di masa mendatang. "Kami sadar bukan hal mudah untuk menyatukan brand. Terlebih lagi, kita tau bahwa produk yang kita hasilkan itu berasal dari beberapa perusahaan. Selama ini, dari efisiensi biaya saja mungkin belum ada keseragaman," tandas Darmin. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya