Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PT Pupuk Indonesia memutuskan melakukan penyeragaman produk retail urea dan NPK demi mewujudkan efisiensi. Sebelumnya, ada sekitar 100 varian merk pupuk nonsubsidi yang diproduksi dan dipasarkan lima perusahaan di bawah bendera Pupuk Indonesia Grup.
Dengan terobosan kebijakan terbaru ini, perseroan hanya akan memiliki dua produk yakni Urea Nitrea dan NPK Phonska Plus 16-16-16.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengungkapkan, dengan mengandalkan dua brand utama, upaya pengembangan produk akan lebih terkonsentrasi. Selain itu, biaya promosi juga dapat ditekan karena fokus semakin mengerucut. "Selain membuat biaya produksi lebih efisien, strategi penyeragaman diharapkan membuat produk kita semakin berkualitas dan berdaya saing tinggi," ujar Bakir melalui keterangan resmi, Senin (27/12).
Yang tidak kalah penting, sambungnya, single branding akan memperkuat loyalitas konsumen terhadap produk perseroan.
Para petani sebagai pengguna akan semakin yakin pada satu produk yang dihasilkan. "Mereka tidak akan lagi kesulitan memilih atau mengidentifikasi produk yang saat ini diproduksi oleh lima anak perusahaan. Ini juga bagian dari program transformasi bisnis Pupuk Indonesia yang berkomitmen untuk lebih fokus pada pelanggan," tuturnya.
Urea Nitrea adalah produk urea retail non subsidi dengan kandungan nitrogen 46%. Manfaat utamanya adalah memasok unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman terutama dalam pembentukan hijau daun. Adapun, NPK Phonska Plus 16-16-16 adalah pupuk dengan kandungan Nitrogen, Phospor dan Kalium. Jenis tersebut sangat dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan buah, serta memperkuat batang dan akar.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama Pupuk Indonesia Darmin Nasution mengatakan, selain membawa dampak positif, penyeragaman produk juga menimbulkan risiko yang cukup besar.
Bila perseroan tidak serius dalam upaya pengembangan, atau terjadi kesalahan dalam proses produksi, brand tersebut akan langsung dicap buruk di pasar. "Tentunya implementasi single branding ini selain memberi banyak benefit, tentu ada saja risiko yang perlu diperhatikan. Jangan sampai ada kesalahan. Kita harus membangun korporat image yang baik," tegas Darmin.
Risiko itu, lanjut dia, seharusnya bisa menjadi motivasi bagi Pupuk Indonesia untik bekerja lebih baik di masa mendatang. "Kami sadar bukan hal mudah untuk menyatukan brand. Terlebih lagi, kita tau bahwa produk yang kita hasilkan itu berasal dari beberapa perusahaan. Selama ini, dari efisiensi biaya saja mungkin belum ada keseragaman," tandas Darmin. (OL-12)
PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PETRONAS Chemicals Group Berhad (PCG) memperkuat kemitraan strategisnya melalui penandatanganan kelanjutan nota kesepahaman (MoU).
PT Pupuk Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap peluncuran Koperasi Desa Merah Putih.
Pupuk Indonesia memastikan bahwa penutupan kios ini tidak akan mengganggu proses penyaluran pupuk ke petani.
Kolaborasi antara Baznas RI dan PT Pupuk Indonesia ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan pemberdayaan produk UMKM Binaan.
Acara Tebus Bersama dan sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan penyerapan pupuk subsidi; memastikan kemudahan penebusan; dan menjaga agar harga pupuk sesuai dengan HET.
Keberadaan Command Center ini memungkinkan Pupuk Indonesia memantau posisi produk, kondisi pengelolaan gudang, hingga realisasi realisasi distribusi di seluruh wilayah Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved