Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menlu RI : Ketimpangan Gender Masih Mencolok

Insi Nantika Jelita
22/12/2021 16:44
Menlu RI : Ketimpangan Gender Masih Mencolok
Menlu RI Retno Marsudi.(MI/Insi)

MENTERI Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan, kesetaraan gender global masih memiliki tantangan yang besar dengan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki.

"Berdasarkan World Economic Forum Global Gender Gap Report, ada perbedaan mencolok tingkat kesetaraan gender di berbagai kawasan," ungkapnya dalam webinar PLN Women Empowerment, Stronger than Before, Rabu (22/12).

Dalam laporan itu, Retno menjelaskan, untuk kawasan Eropa Barat memiliki gap kesetaraan gender sebesar 77,6%, di Amerika Utara sebanyak 76,4%, dan di Asia pasifik 68,9%. Di Eropa Barat, lanjutnya, memerlukan waktu sekitar 52,1 tahun untuk mencapai kesetaraan gender, sedangkan di kawasan Asia Timur memerlukan waktu 165 tahun dan di Asia Selatan bahkan lebih tinggi dengan waktu 195 tahun.

"Menurunkan kesenjangan gender ini bukan hal yang mudah, kita harus terus berusaha, berikhtiar, untuk mempersempit gap ini," bilangnya.

Kemudian, data lain yang disampaikan Menlu RI dari UN Women Report ialah partisipasi perempuan dari umur 25-54 tahun di lapangan kerja hanya 63%, sementara laki laki mencapai 94%.

"Ketimpangan terjadi bahkan di perusahaan swasta multinasional di negara maju sekalipun. Masih adanya hambatan, baik budaya maupun struktural terhadap kontribusi perempuan terhadap pembangunan bangsa," jelas Retno.

Kabar baiknya, berdasarkan laporan McKinsey Global Institut, kesetaraan laki-laki dan perempuan dapat meningkatkan GDP global sebesar 26% atau US$8 triliun di 2025.

Retno menyambung, dari studi Bank Dunia, partisipasi perempuan di Amerika latin telah berkontribusi pada menurunnya 30% kemiskinan esktrem dalam satu dekade.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly menegaskan, masih banyak pekerjaan rumah (PR) soal kesetaraan gender yang harus diperkecil. Perempuan dianggap memiliki andil besar dalam keharmonisan keluarga.

"Dalam peringatan Hari Ibu ini, menunjukkan banyak PR. Saya pribadi melihat perempuan dikatakan hebat karena dia multitasking. Dia bisa bekerja profesional di kantor, lalu bertanggungjawab sebagai istri," tutupnya. (Ins/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya