Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sibuk Benahi 10 Bandara, Utang AP I ke Kreditur Capai Rp28 T

Insi Nantika Jelita
08/12/2021 18:19
 Sibuk Benahi 10 Bandara, Utang AP I ke Kreditur Capai Rp28 T
irektur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi (kanan) saat konferensi pers virtual, Rabu (8/12)(MI/INSI NANTIKA JELITA/tangkapan layar)

KONDISI keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I saat ini terlilit utang besar. Tidak main-main jumlah utang perseroan ke 14 kreditur dan investor lainnya mencapai Rp28 triliun. 

Penyebab utama masalah utang tersebut ialah pengembangan kapasitas bandara yang dikelola AP I.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi membeberkan, pihaknya memiliki kewajiban membayar pinjaman untuk investasi pengembangan kapasitas berbagai bandara yang mengalami kondisi lack of capacity atau kekurangan muatan kapasitas penumpang di berbagai bandara.

"Kita ada utang kepada kreditur dan investor itu sampai dengan November 2021 sebesar Rp28 triliun. Jadi bukan Rp35 triliun. Kenapa utangnya besar? Karena sebelum pandemi, AP I sibuk membangun 10 bandara untuk menyelesaikan masalah lack of capacity," ungkanya dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12).

AP I juga memiliki kewajiban lain ke karyawan, supplier dan lainnya sebesar Rp4,7 triliun. Dengan demikian, total beban keuangan perusahaan pelat merah itu mencapai Rp32,7 triliun.

Persoalan lack of capacity itu diakui Faik sudah muncul sejak 2013, yang mana kondisi bandara AP I tidak optimal dalam menampung jumlah penumpang yang ada. Dia mencontohkan seperti Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.

"Bandara Adisutjipto itu kapasitas bandara realisasinya 1,6 juta penumpang, tapi per tahun itu (penumpang yang tiba) sudah 9,7 juta orang. Betapa padatnya itu," jelasnya.

Baca juga: Angkasa Pura I Optimistis Target 3,4 Juta Penumpang pada 2021 Tercapai

Begitu juga dengan kondisi Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Jawa Tengah, yang kapasitas menampung penumpang mengalami kendala. Seharusnya hanya bisa menampung 800 ribuan orang, ternyata realisasinya hingga 4,4 juta orang. 

Lalu, Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor, Banjarmasain, Kalimantan Selatan mengalami hal serupa.

"Bandara Banjarmasin itu kapasitas 1,6 juta tapi penumpang yang datang ada 3,9 juta orang. Ini situasi waktu itu, sehingga kita berupaya mendorong kapasitas bandara," ucap Dirut AP I.

Namun nahas, upaya pembenahan bandara sejak 2017 itu mengalami kondisi pelik, yakni pandemi covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020. Dampaknya, penumpang bandara anjlok akibat pembatasan aktivitas, sehingga berdampak pada pendapatan AP I.

Sebelum pandemi, 15 bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura 1, rata-rata menerima penumpang per hari sebesar 230 ribu. Namun anjlok menjadi 20-30 ribu per hari.

"Total pendapatan kita pun menurun. Di 2019 dari 13 bandara yang dikelola menghasilkan Rp8,93 triliun. Tapi di 2021 dengan 15 bandara, pendapatan kita hanya Rp3,2 triliun. Ada minus Rp5,72 triliun," pungkas Faik. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya