Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

PLTN Beroperasi di 2049, Kementerian ESDM : Perusahaan AS dan Rusia Kepincut 

Insi Nantika Jelita
25/11/2021 20:22
PLTN Beroperasi di 2049, Kementerian ESDM : Perusahaan AS dan Rusia Kepincut 
Peneliti BATAN Yogyakarta menguji kesiapan Thorium sbagai bagian PLTN(Antara/Hendra Nurdiyansyah)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasukkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ke dalam peta menuju net zero emission atau karbon netral pada 2060. 

Diproyeksikan bahwa PLTN pertama mulai beroperasi komersial (commercial operation date/COD) sebelum 2050. 

"Berdasarkan skenario net zero emission, PLTN ditargetkan dibangun pada 2049," ungkap Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada Media Indonesia, Kamis (25/11). 

Dia mengakui, ada beberapa perusahaan besar dari luar negeri yang kepincut untuk bekerja sama membangun PLTN di Indonesia. 

"Yang menyatakan ketertarikan sudah banyak dari dulu, misalkan perusahaan dari Rusia, Amerika," jelasnya. 

Baca juga  : Disentil Jokowi, PLN Pastikan Bangun Pembangkit EBT Mulai 2022

Seperti diketahui, Thorcon International Pte Ltd, perusahaan nuklir asal Amerika Serikat akan mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir dengan kandungan thorium atau PLTT di Indonesia. 

Perusahaan tersebut bakal membangun Thorcon Molten Salt Reactor (Thorcon MSR) yang merupakan jenis PLTN generasi ke-4 di Bangka Belitung. 

"Konstruksinya PLTT kami akan dibangun oleh PT PAL. Bila lolos uji, maka prototipe baru akan dibangun pada 2025 dan berharap beroperasi secara komersial pada 2028," ungkap Chief Operating Officer Thorcon Power Indonesia Bob S Effendi beberapa waktu lalu. 

Sebelumnya, Kepala Badan Riset dan Teknologi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Ilham Habibie menilai, pemakaian tenaga nuklir sebagai sumber energi relatif akan lebih aman dan beberapa negara sudah mengimplementasikan energi tersebut, seperti di Jepang. 

"Kita ketahui, Jepang sudah baik dengan nuklirnya dan relatif sukses. Ini perlu ditinjau lagi (di Indonesia), untuk membuat porsi ini lebih besar. Nuklir ke depan itu juga jauh lebih aman," ujar Ilham dalam konferensi pers virtual Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia (Aspebindo), Kamis (18/11). (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya