PRESIDEN Joko Widodo tak ingin Indonesia mendapat tekanan terkait isu energi fosil. Presiden menegaskan transisi ke energi hijau menjadi keharusan lantaran di tingkat global pada suatu waktu energi fosil akan disetop.
"Karena akan ditekan kita, jangan berinvestasi di Indonesia karena masih gunakan fosil. Jangan beri bantuan ke Indonesia karena masih menggunakan fosil. Nekannya mesti kayak gitu, ini yang harus harus kita antisipasi," ucap Jokowi.
Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan kepada Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (16/11). Video pengarahan itu dirilis Sekretariat Presiden hari ini, Sabtu (20/11).
Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta meminta dua perusahaan plat merah besar tersebut segera menyiapkan desain besar transisi ke energi hijau.
Baca juga: Jonathan Rea tidak Pusingkan Perebutan Gelar Juara Dunia
Jokowi menuturkan tren global ke depan akan meninggalkan energi fosil. Hal itu mengemuka dalam pertemuan G20 dan COP26 beberapa waktu lalu. Sementara itu, imbuh Jokowi, bisnis Pertamina dan PLN saat ini masih mengandalkan energi fosil.
"Penggunaan mineral fosil itu pada suatu titik akan disetop. Padahal kondisinya PLN misalnya penggunaan batu baranya masih sangat besar sekali. Pertamina posisinya juga pada bisnis minyak dan gas yang mau tidak mau itu juga akan terkena imbasnya kalau ke depan semuanya mengarah ke mobil listrik," ungkapnya.
Jokowi mengatakan memang ada kesenjangan dalam hal pendanaan terkait transisi energi. Pasalnya, energi baru dan terbarukan masih tergolong mahal sehingga membutuhkan investasi besar.
Persoalan itu juga disampaikannya dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada KTT Perubahan Iklim COP26.
"Kita kemarin bicara dengan Boris Johnson, dengan Joe Biden mengenai ini. Negara-negara gede jangan hanya bicara saja tapi ini ada problem gap ini siapa yang nanggung, siapa yang harus menyelesaikan. Kalau negara berkembang enggak mungkin nyuruh-nyuruh, enggak bisa kita. Saya sampaikan, mereka (negara maju) kelihatannya sudah mau," ucap Jokowi.
"Dari janji setiap tahun US$100 miliar untuk semuanya, seluruh dunia setiap tahun. Jangan hanya memberikan bayangan angka tapi duitnya enggak nongol kita ngomong blak-blakan saja," ucap Jokowi.
Sebab itu, Kepala Negara juga meminta Pertamina dan PLN bersiap untuk merencanakan transisi energi secara bertahap dan menerima investasi. Presiden meminta agar investasi yang hendak masuk tak terhalang lantaran kerumitan birokrasi.
"Yang berkaitan dengan investasi saya melihat sebetulnya investasi yang ingin masuk ke Pertamina ke PLN ngantre dan banyak sekali. Tapi ruwetnya itu ada di birokrasi kita dan juga ada di BUMN kita sendiri," ujarnya.(OL-4)