Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah optimis pendapatan negara akan melampaui target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Dia memperkirakan pendapatan negara akan mencapai Rp1.916 triliun, lebih tinggi dari target yang sebesar Rp1.743,6 triliun.
"Pendapatan negara kita proyeksikan akan mencapai 16,3% growthnya dan nominalnya sekitar Rp1.916 triliun. Kita akan lihat nanti, komponennya akan kita identifikasi," tuturnya dalam Kompas 100 CEO Forum 2021 bertema Ekonomi Sehat 2022, Kamis (18/11).
Baca juga: UU HPP dan Permintaan Komoditas Diperkirakan Tekan Defisit 2022
Optimisme tersebut terbangun berdasarkan kinerja ekonomi yang telah pulih seiring efektifnya pengendalian pandemi covid-19 di Tanah Air. Sri Mulyani bilang, hal yang mendorong tingginya proyeksi pendapatan negara itu didorong dari penerimaan perpajakan yang cukup baik.
Sebab, komponen penerimaan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri maupun Pajak Penghasilan (PPh) badan membukukan kinerja yang apik. Hingga akhir Oktober 2021 PPN dalam negeri disebut mengalami pertumbuhan 13,3% (year on year/yoy), PPN impor tumbuh 32,3% (yoy), dan PPh badan tumbuh 13,4% (yoy).
Pencatatan yang baik juga berasal dari komponen penerimaan kepabeanan dan cukai. Pada periode yang sama, penerimaan di kepabeanan dan cukai mengalami peningkatan hingga 9 kali lipat.
Dengan kinerja positif dari dua komponen penerimaan tersebut, kata Sri Mulyani, pendapatan negara hingga akhir Oktober 2021 telah mencapai Rp1.510,0 triliun, atau 86,6% dari target APBN 2021 yang sebesar Rp1.743,6 triliun. Capaian tersebut juga melandasi optimisme pemerintah pada triwulan IV 2021 yang disebut akan mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi.
"Jadi momentumnya terus terakselerasi, sehingga kita cukup optimis untuk triwulan IV akan menjadi baik. Dengan tren ini sampai akhir tahun kita berharap dari sisi penerimaan negara kita akan lebih dari yang kita taruh dalam UU APBN," jelas Sri Mulyani.
Perempuan yang karib disapa Ani itu menambahkan, pemerintah juga akan mengoptimalkan belanja negara. Hal itu bertujuan agar ekonomi nasional bisa bertumbuh mencapai titik optimum.
Hal itu juga sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Kementerian/Lembaga bisa menyelesaikan seluruh belanja anggaran 2021 agar memberi dampak pada perekonomian. Dengan begitu, selain pendapatan yang meningkat, optimalisasi belanja juga dinilai akan menekan defisit di seluruh 2021.
"Dalam UU disebutkan (defisit) 5,7%, kita mungkin akan end up di sekitar 5,2% sampai 5,4%. Nanti masih akan ada barang yang bergerak 1,5 bulan ini. Ini lebih kecil dari yang kita lihat di UU APBN," pungkas Ani. (OL-6)
PEMERINTAH bakal memayungi Koperasi Desa Merah Putih yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Kopdes Merah Putih itu dapat menikmati fasilitas kredit
Pemerintah mengajukan penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun untuk mendanai defisit APBN 2025 yang diproyeksikan melebar menjadi 2,78% dari PDB.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang tinggi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Ketidakpastian dunia saat ini disebut bakal bersifat permanen dan mengubah tatanan global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara soal pembentukan Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Optimalisasi Penerimaan Negara oleh Kapolri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved