Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Memantik Gairah Bisnis UMKM Lewat Ekosistem Digital

Gana Buana
28/10/2021 22:31
Memantik Gairah Bisnis UMKM Lewat Ekosistem Digital
Pemesanan makanan melalui Gofood oleh Gojek.(DOK IST)

MAKANAN pencuci mulut ‘salad buah’ sempat menjadi tren beberapa tahun silam. Salad buah adalah makanan sejenis koktail dengan aneka potongan buah segar dan disiram dengan saus mayonaise. Kudapan yang masuk kategori sebagai hidangan pencuci mulut ini punya rasa yang segar, sedikit asam dan cocok dimakan kapan saja. 

Proses pembuatannya yang tergolong mudah, membuat hidangan ini menjadi ide bisnis bagi sebagian orang. Bahkan, di beberapa kota, salad buah dijual dengan outlet sendiri dengan suguhan makanan lain berkonsep kafetaria. 

Rupanya, ide ini juga yang memantik gairah bisnis seorang ibu rumah tangga di Sawangan, Depok. Dengan tangan dingin berbekal pengalamannya di dapur rumah, pada 2018 silam Dewie pun memberanikan diri membuka outlet salad buah di rumahnya. 

Awalnya, Dewie menargetkan penjualan secara offline pada tetangga, kerabat, teman dekat saja berbasis penjualan sistem pre-order. Seiring waktu berjalan, rupanya peminat salad buah khas buatan Dewie banyak diminati. 

Namun, Dewie beberapa kali sempat terusik dengan pelanggan yang batal memesan lantaran tidak bisa memesan lewat aplikasi penjualan online. Menurut para pelanggan tersebut, pembelian lewat aplikasi bisa lebih murah dan hemat ongkir. 

Hal ini lah kemudian yang membuat Dewie tak perlu berpikir panjang bergabung menjadi mitra Gofood. Tentunya, dengan tujuan memenuhi permintaan pasar. 

Setelah bergabung dengan Gofood dan beberapa merchant penjualan online lainnya, rupanya ponsel Dewie tak berhenti berdering. Notifikasi penjualan pun masuk silih berganti tak pernah putus hingga menjelang waktu tutup toko. 

“Alhamdulillah transaksi meningkat sejak dibantu penjualan lewat Gofood,” ungkap Dewie pada Media Indonesia, belum lama ini.

Pandemi yang melanda seluruh dunia tak terkecuali Indonesia sempat mengguncang sektor perekonomian nasional. Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pun bertahan dengan cara masing-masing. Namun, Dewie mengaku tidak terlalu kerepotan dalam mengubah strategi marketingnya saat pandemi melanda. 

Bahkan, Ia bersyukur dengan menjadi mitra Gofood, notifikasi pesanan masuk ke ponselnya justru lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi. 

“Karena produk yang saya jual itu berbahan dasar buah, salad buah dan smooties, banyak dicari orang saat pandemi. Jadi, orderan masuk pun lebih banyak. Social distancing di awal pandemi juga bikin orang bergantung pada aplikasi belanja online,” jelas Dewie. 

Kini, transasi Dewie dengan kedai salad “Hateaku Milkymu’ ini tembus 1.000 transaksi dengan omzet sekitar Rp100 juta perbulan. Meski produk salad buah saat ini menjamur di berbagai tempat, Dewie pun tidak ambil pusing. Sebab Ia percaya dengan menjaga rasa dan kulitas produk pelanggan pun tidak akan kemana-mana. 

Ia pun mulai bermimpi, suatu saat bisa melakukan ekspansi seperti membuka cabang baru. Sehingga bisa turut membuka lapangan usaha bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan. 

“Dengan adanya ekosistem Gofood kita tidak perlu lagi pusing memikirkan pemasaran, ini sudah terbantu. Yang saya pikirkan adalah bagaimana ekspansi pasar dan mengembangkan sayap bisnis,” tambah dia.

Konsumen makin bergantung

Berdasarkan hasil Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menunjukkan penggunaan aplikasi digital menjadi semakin masif di masa pandemi covid-19 ini. Konsumen juga semakin bergantung pada aplikasi digital.

Hasil tersebut didapatkan dari survei yang dilakukan LD FEB UI pada 4.199 responden yang melakukan transaksi digital Gojek di masa pandemi. Survei dilakukan dengan pendekatan kuantitatif pada September 2020.

Baca juga: Gojek Targetkan Transisi ke Kendaraan Listrik di 2030

Sebanyak 46% konsumen mengaku menjadi lebih sering menggunakan aplikasi Gojek selama pandemi. Selain itu, 93% konsumen yang disurvei itu menganggap aplikasi Gojek memiliki standar keamanan yang lebih baik.

“Selama pandemi konsumen semakin bergantung pada layanan digital, seperti pemesanan makanan, pengiriman barang, dan pembayaran digital,” ujar Peneliti LD FEB UI, Alfindra Primaldhi, dalam laporan Perilaku Konsumen Indonesia dalam Bertransaksi Digital di Masa Pandemi covid-19.

Sebanyak 80% responden juga percaya jika Gojek menyediakan layanan yang bersih atau higienis dan aman dari risiko covid-19. Aspek tersebut dianggap menjadi salah satu poin penting dalam pemilihan layanan oleh konsumen.

Selain itu, terjadi peningkatan penggunaan layanan digital yang tadinya belum banyak digunakan oleh konsumen, seperti layanan kesehatan melalui Go-Med, dan amal melalui Go-Give.

Sebanyak 86% konsumen yang disurvei juga mengaku sangat terbantu oleh aplikasi Gojek dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru dan tetap produktif selama pandemi.

“Keberadaan platform digital seperti Gojek membantu konsumen untuk beradaptasi, dan menjaga produktivitas dalam situasi pandemi yang penuh ketidakpastian,” jelasnya.

Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw menambahkan, berdasarkan hasil temuan riset ini, dapat diperkirakan bahwa di tahun 2021 omzet mitra UMKM di ekosistem Go-To Financial akan meningkat 37% atau sekitar Rp53,2 triliun  jika dibandingkan dengan tahun 2020.

“Peningkatan omzet mitra di tahun 2021 menandakan solusi platform digital mampu membantu UMKM bertumbuh sekaligus sinyal pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ini saya rasa akan bisa semakin diperkuat karena produk-produk Go-To Financial juga mengubah persepsi sosial masyarakat terhadap layanan keuangan formal, di mana kini mayoritas pelaku UMKM menjadi lebih percaya dengan produk keuangan dan optimis terhadap potensi usaha digital,” kata Paksi

Bantu UMKM bertahan

Seperti yang diketahui, berbegai macam program ajakan bantu pulihkan ekonomi nasional datang dari berbagai stake holder. Pemerintah pun meyakini bahwa membantu para pelaku UMKM bertahan di saat pandemi merupakan salah satu cara untuk membantu memulihkan ekonomi nasional. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki pun berkali-kali menyebutkan, bahwa pada 2024 mendatang pemerintah menargetkan sebanyak 30 juta UMKM terdigitalisasi. 

Digitalisasi, tentunya merupakan cara agar para pelaku UMKM bangkit dan bertahan. Salah satu ekosistem teknologi finansial Go-To, grup teknologi terbesar di Indonesia yang menaungi Gojek, Tokopedia, dan Go-To Financial, memperkokoh komitmennya mendorong UMKM agar semakin berdaya dan berjaya lewat gerakan #BangkitBersama. Gerakan yang dimulai dari daerah ini terdiri dari inisiatif lengkap dan holistik supaya produk UMKM menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia. 

Inisiatif holistik ini melibatkan UMKM, konsumen, dan mitra driver agar tercipta hubungan yang saling menguntungkan. Go-To sendiri telah menjadi pilihan para pelaku UMKM untuk go digital dengan lebih dari 4 juta UMKM baru yang bergabung di Gojek, Tokopedia, dan Go-To Financial selama pandemi. 

CEO Grup Go-To dan CEO Go-To Financial, Andre Sulistyo menyampaikan, fokus gerakan yang dimulai dari daerah ini didasari fakta bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, yang harus terus diperkuat supaya bisa menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dan mampu bersaing dengan brand global. Masa pandemi juga memukul UMKM, terutama yang bergerak di bidang kuliner (43,09%), jasa (26,02%) dan fashion (13,01%). 

“Go-To berusaha berkontribusi untuk pemulihan ekonomi dan inilah yang menjadi alasan lahirnya bangkit bersama. Kami lihat digitalisasi punya peran penting mengubah usaha offline yang tidak bisa buka karena pandemi bisa dijembatani. Go-To ingin terus berkontribusi supaya UMKM bisa tetap berjualan, bisa membantu operasional dan pengelolaan. Kami ingin terus berinovasi supaya bisa jadi jembatan. Inisiatif Bangkit Bersama kami susun supaya juga fokus di daerah agar lebih banyak UMKM bisa masuk ke ekosistem,” ungkap Andre. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya