Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kejar Microsoft dan Apple, Valuasi Saudi Aramco Tembus US$2 Triliun 

Insi Nantika Jelita
06/10/2021 19:47
Kejar Microsoft dan Apple, Valuasi Saudi Aramco Tembus US$2 Triliun 
Logo Saudi Aramco(AFP/STR)

PERUSAHAAN minyak Saudi Aramco mencapai valuasi US$2 triliun atau sekitar Rp28 ribu triliun lebih pada perdagangan Rabu (6/10). Nilai kapitalisasi pasar ini tepat di belakang perusahaan teknologi Microsoft dan Apple, sebagai perusahaan paling berharga di dunia. 

Valuasi tersebut disebabkan harga minyak mentah yang dilaporkan naik ke lebih dari US$82 per barel, tertinggi dalam tujuh tahun. Permintaan energi meningkat, meskipun pandemi covid-19 tengah berlangsung, yang berdampak pada perjalanan dan sektor-sektor penting lainnya yang menghabiskan banyak bahan bakar. 

Kepemilikan Aramco sebagian besar dipegang oleh pemerintah Arab Saudi, dengan di bawah 2% dari perusahaan yang terdaftar di bursa efek Saudi Tadawul. Aramco diperdagangkan sekitar 37,6 riyal per saham, atau beberapa sen di atas US$10 per saham, pada Rabu tengah hari kemarin, sebelum turun menjadi 37,2 riyal per saham, atau sekitar US$9,92 per saham. 

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman adalah arsitek di balik upaya untuk secara terbuka mendaftarkan Aramco di lantai bursa pada akhir 2019, menggembar-gemborkannya sebagai cara untuk meningkatkan modal bagi dana kekayaan kerajaan untuk kemudian mengembangkan megaproyek di negeri itu. 

Meski pendapatan tahunan Aramco berfluktuasi, perusahaan dilaporkan tetap menepati janjinya untuk membayar dividen tahunan sebesar US$75 miliar hingga 2024 kepada pemegang saham. 

Aramco diketahui memproduksi produk minyak dan gas kerajaan yang sangat besar, dan menerima arahan tentang produksi pasokan setiap bulan dari Kementerian Energi Arab Saudi, negara kunci OPEC atau Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi. 

Para produsen minyak utama dunia, pada minggu ini mempertahankan pendekatan bertahap untuk memulihkan tingkat produksi yang telah dipangkas selama pandemi, setuju untuk menambah 400 ribu barel per hari pada November. 

Permintaan minyak diperkirakan mencapai 99 juta barel per hari pada akhir tahun, dan sedikit di atas 100 juta barel per hari tahun depan. 

Aramco dilaporkan meraup laba bersih sekitar US$47 miliar pada paruh pertama tahun ini, dua kali lipat dari yang diperolehnya pada periode yang sama tahun lalu ketika virus korona menghentikan perjalanan dan memukul permintaan global untuk minyak. (Channel News Asia/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya