Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penurunan Komoditas, September 2021 Alami Deflasi 0,04%

Insi Nantika Jelita
01/10/2021 11:17
Penurunan Komoditas, September 2021 Alami Deflasi 0,04%
Pedagang menata telur dagangannya di pasar Naikoten Kota Kupang, NTT, Selasa (4/5).(Antara)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi 0,04% di September 2021. Hal ini disebabkan adanya penurunan di sejumlah komoditas, utamanya dari makan dan minuman serta tembakau.

"Berdasarkan hasil pantauan di 90 kota, pada September 2021 terjadi deflasi 0,04%. Atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,57 pada Agustus, menjadi 106,53 pada September," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (1/10).

Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender 2021 sebesar 0,80% (year-to-date/ytd) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) menjadi 1,60%.

Margo menerangkan, komoditas penyebab utama deflasi September 2021 adalah penurunan harga telur ayam ras dengan andil 0,07%, lalu diikuti cabai rawit 0,03% dan bawang merah 0,03%.

Secara rinci, BPS mencatat bahwa dari 90 IHK, terdapat 56 Kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Dari 56 kota yang mengalami deflasi, deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo dengan IHK sebesar 0,90%.

"Detilnya di Gorontalo mengalami deflasi penyumbang utamanya adalah berasal komoditas cabai rawit dengan 0,47%, ikan tuna dengan 0,13%, dan ikan layang 0,11%," paparnya.

Sementara, di 34 kota yang mengalami inflasi, tertinggi di Pangkal Pinang dengan angka 0,60% di September 2021. Komoditas penyumbang inflasi di kota tersebut ialah, daging ayam ras dengan 0,26%, kemudian ikan selar 0,18, dan bayam 0,08%. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya