Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PEMBENTUKAN korporasi petani bawang merah, sangat penting untuk dilakukan. Karena, korporasi dapat melakukan percepatan peningkatan produksi dan ekspor pangan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.
Dengan alasan tersebut, para petani bawang merah di Probolinggo menyatakan siap berkorporasi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pengembangan komoditas pertanian baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan seperti bawang merah, kedelai, jagung dan kelapa harus dikelola dengan model korporasi petani.
“Semua pelaku usaha nantinya mendapat manfaat dari program ini terutama peningkatan kesejahteraan petani, di mana petani memperoleh layanan sarana produksi dan modal, terlindungi asuransi dan ada kepastian pasar dan jaminan harganya,” ujar Mentan.
Ia menambahkan, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar petani dikorporasikan.
"Petani ini kalau sudah clustering-nya dapat, kemudian tahapan berikutnya dikorporasikan. Artinya skala ekonomi itu harus ada. Tanpa itu kalau hanya kecil-kecil, tidak dalam skala ekonomi, tidak ada efisiensi di situ. Mengkorporasikan petani, mengkorporasikan BUMDes-nya dalam sebuah skala yang besar,” tuturnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan petani bawang merah harus berkorporasi.
"Tujuannya untuk mempercepat industrialisasi petani, peningkatan skala usaha dan daya saing produk, penguatan kelembagaan ekonomi petani dan kapasitas SDM, peningkatan penyediaan prasarana dan sarana pertanian, peningkatan kerja sama pemasaran, penguatan dukungan inovasi dan teknologi dan digitalisasi pertanian," ujar Dedi dalam keterangan yang diterima, Selasa (28/9).
Demikian halnya dengan komoditas bawang merah, Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu sentra pengembangan bawang merah kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Nganjuk.
Hampir 3,7% dari total produksi bawang merah nasional disumbang oleh Probolinggo dan menjadi salah satu daerah pemasok ekspor khususnya varietas biru lantjor.
Pengembangan usaha tani bawang merah masih mengalami banyak kendala, di antaranya skala usaha petani yang masih kecil, posisi tawar petani yang lemah, masih berkutat pada on farm dan peningkatan kesejahteraan petani yang lambat.
Oleh karena itu, gerakan mengkorporasikan petani melalui peningkatan skala usaha tani, daya saing dan industrialisasi hulu–hilir ini harus segera dilakukan.
Salah satu bentuk upaya untuk melakukan sosialisasi dan mempersiapkan sumberdaya manusia pertanian dalam pengembangan kelembagaan tani berbasis korporasi bawang merah di Kabupaten Probolingo, Jawa Timur, dapat ditempuh melalui pelatihan.
Berlokasi di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo pelatihan yang diikuti oleh 30 orang petani tersebut dibuka secara resmi oleh Kadis Mahbub Zunaidi.
Peserta berasal dari Kecamatan Dringu, Kecamatan Leces, dan Kecamatan Tegal Siwalan. Wilayah tersebut dipilih karena merupakan kawasan pengembangan bawang merah mulai dari hulu sampai hilir.
Mulai dari petani yang bergerak dibidang perbenihan, budidaya hingga olahan bawang merah dihadirkan untuk membahas rencana pembentukan korporasi ke depan.
Materi yang diberikan disusun sedemikian rupa memperhatikan kebutuhan peserta mulai dari perencanaan usaha, strategi penumbuhan korporasi petani, kemitraan, analisis rantai nilai bawang merah, analisis kelayakan usaha dan pengenalan bisnis ekspor bagi pelaku usaha.
Hasil pelatihan tersebut diharapkan mampu membentuk persamaan persepsi dan komitmen para pelaku usaha di bidang komoditas bawang merah di Kabupaten Probolinggo.
Sehingga, langkah selanjutnya dapat dilakukan koordinasi dan rembug di lokasi desa atau lingkungan unit usaha dengan unsur peserta meliputi calon anggota, penyuluh pertanian, aparat desa, tokoh agama/masyarakat dan perwakilan poktan/gapoktan.
Output kegiatan rembug tersebut adalah sosialisasi dan terbentuknya kelompok usaha bersama (KUB) dan pengurusnya serta model bisnis yang akan dibangun. (RO/OL-09)
Penguatan sektor persusuan mendukung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui
(Kementan) menyampaikan alasan harga pupuk dunia melonjak. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan hal itu terjadi akibat beberapa faktor
Salah satu upaya tertuang dalam acara Pelepasan Ekspor dan Business Matching pada kegiatan PADI 2025 di Agro Center Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah.
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Pemkab Cirebon telah menetapkan bahwa luas lahan sawah padi yang harus dilindungi mencapai 44 ribu hektare.
PROGRAM Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad) diharapkan dapat disinergikan dengan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.
Pelatihan pertanian organik yang diselenggarakan pada tanggal 5 dan 7 Agustus 2025 ini diikuti oleh 12 kelompok tani.
Guru Besar IPB University Edi Santoso mengapresiasi gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang secara berani telah membongkar adanya praktek kecurangan kualitas beras.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved