Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pandemi, Menperin Klaim Resiliensi Industri Manufaktur Tetap Tangguh

Insi Nantika Jelita
15/9/2021 17:06
Pandemi, Menperin Klaim Resiliensi Industri Manufaktur Tetap Tangguh
Pekerja membersihkan mesin yang digunakan untuk membuat tisu basah(Antara/Sigid Kurniawan)

INDUSTRI manufaktur Indonesia dipandang secara umum memiliki resiliensi yang baik dengan terus menunjukkan geliat positif di tengah tekanan dampak pandemi covid-19. Pada triwulan II 2021, pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas meningkat signifikan sebesar 6,91%, dan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 17,34%.

“Resiliensi industri manufaktur setidaknya telah teruji dalam dua krisis, yaitu krisis ekonomi 1998 dan krisis pandemi covid-19, di mana industri manufaktur mampu kembali bangkit setelah sebelumnya mengalami tekanan yang sangat kuat,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Rabu (15/9).

Menurut Menperin, secara keseluruhan, kinerja industri manufaktur Indonesia dari tahun ke tahun diklaim menunjukkan pertumbuhan positif, dengan kontribusi terhadap PDB yang meningkat, investasi yang selalu bertambah, dan kontribusi ekspor yang selalu dominan dalam struktur ekspor nasional.

"Realita kinerja industri manufaktur tersebut dengan demikian menepis pandangan bahwa tengah terjadi deindustrialisasi di Indonesia,” ucapnya.

Kinerja gemilang industri ditandai dari Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia dalam deapan bulan terakhir sejak November 2020 yang berada di level 50 atau dalam fase ekspansif. Pada Juni, posisinya berada di angka 53,5. 

"Ini menunjukkan bahwa optimisme di sektor industri tetap terjaga,” kata Agus.

PMI manufaktur sempat terkontraksi ke level 40,1 akibat dampak pembatasan mobiltas dan operasi industri di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Namun, lanjutnya, pada Agustus 2021, posisi PMI manufaktur Indonesia bangkit kembali berada di angka 43,7. 

Baca juga : Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN, Komitmen Bersama Merespons Pandemi

"Saya optimistis dalam satu atau dua bulan kita sudah dalam jalur ekspansi lagi,” ujar Politikus Golkar ini.

Ketangguhan lainnya yang dipaparkan Kemenperin ialah tercermin dari capaian nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada Januari-Juli 2021 yang mencapai USD94,62 miliar atau berkontribusi sebesar 78,47% dari total ekspor nasional. 

Jika dibandingkan dengan Januari-Juli 2020, Agus menyebut, kinerja ekspor industri manufaktur pada Januari-Juni 2021 sesungguhnya meningkat sebesar 31,36%. 

"Angka ini bahkan lebih tinggi dari capaian sepanjang tahun 2020,” imbuhnya

Di tengah masa kedaruratan yang telah berlangsung sejak Maret tahun lalu, Kementerian Perindustrian terus menyempurnakan kebijakan dalam rangka memastikan pelaksanaan protokol kesehatan dalam operasional dan mobilitas kegiatan industri. Bahkan, termasuk saat PPKM, sebagai salah satu cara pemerintah untuk membendung dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin menerbitkan Surat Edaran Menteri Perindustrian, yang di antaranya berkaitan dengan implementasi Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). 

“Yang terakhir kami terbitkan adalah SE Menperin Nomor 5 Tahun 2021 tentang  Perubahan SE No 3 Tahun 2021 tentang Operasional dan Mobilitas  Pada Masa Kedaruratan Covid-19,” tutup Agus. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya