Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Subholding Shipping Pertamina Siap Garap Bisnis Bunker di Kawasan Selat Malaka

Mediaindonesia.com
16/8/2021 15:45
Subholding Shipping Pertamina Siap Garap Bisnis Bunker di Kawasan Selat Malaka
Kegiatan Pertamina International Shipping.(Dok.PIS )

SEBAGAI perusahaan energi yang memiliki sarana dan fasilitas bisnis yang lengkap dari hulu ke hilir, Pertamina menjadi  salah satu perusahaan energi di dunia dengan portofolio bisnis yang menarik untuk mendatangkan mitra dan kerjasama. 

Proses restrukturisasi di Pertamina dengan pembentukan Subholding juga membuat Pertamina semakin gesit dalam menjalin kerjasama dan meningkatkan valuasinya dimata investor.

“Saya berharap Pertamina International Shipping dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya pemenuhan supply chain nasional dan menjadi global player dalam industri marine logistics," ujar Menteri BUMN Erick Thohir pada saat peresmian Subholding Shipping.

Dalam menjalankan amanat dari Menteri BUMN tersebut, Pertamina International Shipping (PIS) sebagai Subholding Shipping telah mengamati dan siap menangkap peluang pasar internasional yang ada di Selat Malaka melalui strategi pengembangan bisnis logistik kemaritiman yang terintegrasi, yaitu bisnis bunkering di Nipa Kepulauan Riau.

Direktur Utama PT Pertamina International Shipping Erry Widiastono menyampaikan pengembangan bisnis bunkering di perairan Pulau Nipa dan wilayah labuh jangkar di sekitar Selat Malaka sangat berpotensi memberikan pendapatan bagi negara mengingat lebih dari 100 ribu kapal melewati Selat Malaka setiap tahunnya. Dimana lebih dari 90% kapal tersebut melakukan bunkering di Singapura dengan estimasi market size lebih dari 46 juta MT di tahun 2020 dan estimasi value sebesar US$20 miliar. 

"Dengan adanya potensi pengembangan bisnis bunkering di Selat Malaka ini, Nipa berpotensi menjadi blending hub dan anchorage area (mengambil pasar Singapura dan Tanjung Pelepas). Bisnis bunkering ini juga berpotensi untuk meningkatkan utilisasi terminal Pertamina Group (tj. Uban dan Sambu) serta potensi pemanfaatan storage 3rd party di Nipa dan Oil Tanking Karimun. Untuk menangkap peluang ini kami akan bersinergi dengan subholding lainnya dan juga mitra diluar Pertamina,” ujar Erry.

PIS telah menyiapkan strategi bisnis bunkering ini dengan memperhatikan berbagai kesiapan yang perlu dilakukan antara lain  dari sisi Component Supply. Pertamina International Marketing & Distribution (PIMD) yang merupakan anak perusahaan PT Patra Niaga sebagai Subholding Commercial & Trading (C&T) dan Subholding Refinery & Petrochemical (R&P) berperan sebagai penyedia bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi bunker yang comply dengan regulasi IMO 2020 (VLSFO 0.5% Sulphure)

Kemudian untuk Blending Process, di area Pusat Logistik Berikat (PLB) Nipa, PIMD berperan sebagai operator untuk memastikan proses blending bahan baku di atas floating storage vacility yang disediakan oleh Subholding Shipping.

Pada bagian Marketing atau  Penjualan, PIMD akan mengambil produk untuk kebutuhan konsumen international market dan berkolaborasi dengan induknya,Patra Niaga, terkait perijinan niaga umum (INU) dalam proses penjualan bunker di Perairan Nipa. Sementara Patra Niaga juga dapat mengambil produk untuk kebutuhan konsumen domestic market.

Terakhir pada  Integrated Marine Logistics, PIS sebagai Subholding Shipping PIS akan berperan sentral dalam penyiapan armada serta sarana Marine Logistic dalam menggarap Bunker bisnis serta usaha marine dan kepelabuhanan di area Nipa termasuk melalui anak perusahaannya Pertamina Trans Kontinental (PTK) dalam  mensupport untuk Pengadaan Kapal/Tongkang/Barge Boat yang dilengkapi flowmeter untuk digunakan dalam proses suplai bunker ke kapal customer. 

Erry menambahkan saat ini Pertamina melalui PIMD telah berhasil melakukan penetrasi ke pasar bunkering di Singapura dengan market size 1.3 juta MT (3% total market size Singapura) di tahun 2020
"PIS juga telah melakukan kerjasama dengan world class company, Freepoint, melalui penyediaan Floating Storage Bunker sejak tahun 2019 hingga 2021 di Tanjung Pelepas dengan menggunakan kapal PIS Pioneer yang berukuran VLCC,” tegasnya.
 
Dukungan dari Pemerintah melalui kementerian terkait dalam aspek regulasi dan flexibilitas akan sangat berarti untuk Pertamina mewujudkan pengembangan binis di wilayah Nipa. .
“Pengembangan bisnis bunkering di Nipa akan menambah pemasukan bagi Indonesia secara lebih menyeluruh, baik dalam penjualan produk bunker maupun dalam penyediaan jasa pelayanan kepada kapal luar negeri yang selama ini dilayani di perairan Singapura," tutup Erry. (RO/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya