Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
KETUA DPD RI AA Lanyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi upaya dan langkah pemerintah dalam menangani pandemi covid-19. Meski begitu, dia menyebut memang masih ada kekurangan. Sebab tidak mudah menangani di sektor kesehatan dengan menjaga keseimbangan di sektor ekonomi.
Indonesia telah mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi. Meski masih didominasi belanja konsumsi yang juga ditopang belanja pemerintah dan momentum Ramadan serta Idulfitri dan Idul Adha.
"Tentu kami berharap pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh indikator Purchasing Managers Index Manufaktur Indonesia yang baik. Karena hal itu akan menunjukkan dengan terang, apakah mesin ekonomi berjalan," kata Lanyalla dalam pidato Sidang Tahunan MPR-RI di DPR, Senin (16/8).
Sebab bila industri dan manufaktur berjalan, berarti supply chain juga berjalan, kredit bank bergulir, buruh terus bekerja, dan market menyerap barang. DPD juga berharap industri yang berjalan bukan hanya didominasi industri farmasi, melainkan juga industri padat karya lainnya.
Pandemi covid-19 memberi gambaran mengetahui kelemahan fundamental negara, dan menjad titik awal pekerjaan besar bangsa ke depan. Dengan pandemi terlihat ketahanan sektor kesehatan, yang ketika terjadi ledakan korban covid-19, rumah sakit nyaris collapse, tenaga medis berguguran. Fasilitas kesehatan dan alat medis yang kekurangan, dan kualitas kesehatan masyarakat yang ternyata rentan dengan komorbid.
"Kita jadi mengetahui industri alat kesehatan masih didominasi produk impor. Sementara beberapa anak bangsa yang mencoba memproduksi sejumlah alat pendukung medis di tengah pandemi belum mendapat kepercayaan di negeri sendiri, mulai dari Ventilator sampai Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara," ucap Lanyalla.
Baca juga: Ketua DPD RI Ingatkan Percepatan Vaksinasi di Daerah Rentan Penularan
Pandemi juga memberikan gambaran sektor pendidikan dan kualitas pembelajaran ketika dihadapkan kepada pola baru, belajar dari jarak jauh atau online, termasuk kesiapan dukungan sarana dan dukungan infrastruktur di desa dan pelosok negeri. Pandemi juga memberi gambaran ketahanan sektor sosial bangsa ini. Terutama bagaimana negara hadir menjangkau masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial.
"Penyempurnaan database terhadap penerima bantuan harus menjadi pekerjaan kita hari ini, apalagi dengan karakteristik penduduk yang memiliki mobilitas urbanisasi yang tinggi, banyaknya penduduk yang belum tersentuh akses perbankan," tutur Lanyalla.
Pandemi juga memberi pekerjaan besar untuk mengkaji ulang ketahanan ekonomi Indonesia di sektor produksi dalam negeri, mulai dari skala UKM hingga menengah besar. UMKM yang mengandalkan transaksi langsung di pasar merasakan dampak pembatasan sosial.
"Sementara marketplace melalui sejumlah unicorn masih lebih banyak diisi barang impor dan hanya menjadikan anak bangsa sebagai dropshipper dan pedagang yang membuka toko," pungkasya.(OL-5)
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Dari sisi fiskal dan makroekonomi, Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat target pertumbuhan ekonomi nasional.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility, dengan fokus pada pencapaian ESG perusahaan dalam kerangka SDGs PBB.
PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2025 kembali mencatatkan kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, PMI Indonesia turun 0,5 poin menjadi 46,9, dibandingkan Mei 2025 yang berada di level 47,4.
Pengamat Nilai Indonesia akan Mengutamakan Market BRICS Dibanding AS
OTOMASI industri di Indonesia belakangan ini semakin berkembang seiring dengan kebutuhan berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Industri manufaktur dalam negeri masih mengalami tekanan di tengah dinamika ekonomi global dan banjirnya impor produk jadi di pasar domestik.
Data resmi menunjukkan angka kecelakaan kerja yang melibatkan peralatan berat masih jadi perhatian serius.
Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan industri atas alat berat yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved