Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TERJADINYA dampak perubahan iklim (global warming) di Indonesia tidak menyurutkan langkah Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Kurang lebih terdapat 267 juta penduduk Indonesia yang membutuhkan pangan setiap harinya, termasuk sayur dan buah.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menginstruksikan jajarannya untuk terus memberikan pendampingan kepada para petani dan petugas lapang. Kendati masih dalam nuansa PPKM, informasi iklim dalam penerapan budidaya hortikultura perlu terus dijalankan.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan bimbingan teknis bertema 'Penerapan Informasi Iklim untuk Mendorong Budidaya Hortikultura' secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan YouTube.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, implementasi manajemen iklim turut mendukung dalam suksesnya budidaya pertanian. Informasi iklim merupakan hal yang sangat penting dalam rangkarangka peningkatan produksi dan nilai tambah produk hortikultura.
“Perlunya kombinasi sains, teknologi, dan ilmu leluhur perlu untuk mencegah distorsi dalam produksi pangan sehingga produksi pangan tidak terhambat. Prediksi terhadap iklim makro maupun mikro serta penentuan jadwal tanam yang tepat untuk menentukan langkah adaptasi dan mitigasi yang lebih dini dalam penanganan dampak perubahan iklim menjadi hal yang konkret terhadap upaya real menjaga produksi di kampung hortikultura,” terangnya.
Selanjutnya Direktur Perlindungan Hortikultura, Inti Pertiwi menyampaikan, bahwa dibutuhkan langkah-langkah konkret dalam menangani dampak perubahan iklim di Indonesia.
“Kita membutuhkan strategi dalam menyikapi perubahan iklim dengan cara antisipasi, adaptasi dan mitigasi. Dalam hal ini pemanfaatan informasi iklim sebagai langkah adaptasi dengan menerapkan perencanaan budidaya tanaman dan penentuan jadwal tanam. Kita juga perlu waspada terhadap iklim ekstrem yang menyebabkan kebanjiran dan kekeringan. Selain itu perlu memperhatikan penggunaan teknologi tepat guna dalam meningkatkan produksi dan produktivitas hortikultura misalnya varietas tahan cekaman kering/basah, irigasi dan naungan,” paparnya.
Teknologi naungan dan irigasi di dataran medium
Adaptasi lingkungan yang ideal di dataran medium membutuhkan teknologi untuk memanipulasi iklim mikro (suhu, kelembaban, radiasi, dan air tanah). Sehingga menyediakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman hortikultura.
Guru Besar Klimatologi Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Prof Dr Ruminta mengatakan, bahwa untuk melakukan adaptasi perubahan iklim dapat dilakukan dengan beberapa cara. Seperti mengurangi suhu dan radiasi matahari serta meningkatkan kelembaban dan kadar air tanah dengan menggunakan teknologi naungan, irigasi mikro (fog/ mist irrigation), dan mulsa.
“Selain itu pertanian membutuhkan teknologi Smart Farming untuk membantu kegiatan budidaya dan mengurangi biaya produksi. Penerapan menggunakan teknologi otomasi digital (Iot) dan kecerdasan buatan (AI) misalnya sensor fisik dan iklim mikro untuk mengukur kondisi fisik dan lingkungan tanaman,” tuturnya.
Implementasi pemanfaatan informasi iklim
Informasi iklim sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan budidaya hortikultura. Keragaman pola curah hujan di Indonesia menjelaskan pentingnya mengetahui informasi iklim. Beberapa pola curah hujan yang dikenal antara lain yaitu bimodal, local, monsunal dan multipattern.
“Pola curah hujan monsunal artinya memiliki satu kali periode basah dan satu kali periode kering, dengan perbedaan jumlah hujan yang jelas antara periode basah dengan periode kering. Misalnya di Kabupaten Brebes terjadinya bulan terbasah umumnya pada November/Januari dan bulan terkering umumnya pada Agustus/September, juga memiliki curah hujan tahunan berkisar antara 2.049-3.445 mm/tahun,” terang peneliti Ahli Madya Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Aris Pramudia.
Melihat pola curah hujan yang berbeda-beda pada tiap daerah, lanjutnya, maka perlu dilakukan penyesuaian potensi dan pola tanam pada daerah masing-masing. Dirinya bercerita bahwa petani di Kabupaten Brebes mayoritas melakukan awal penanaman pada April-Mei dan Oktober-November.
Selain pengaruh iklim, penanaman bawang merah di Kab. Brebes juga dipengaruhi oleh kepemilikan lahan. Misalnya untuk lahan sewa maka penanaman dilakukan pada Februari-Mei. (RO/OL-10)
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Gambar satelit NASA menunjukkan dampak pemanasan global di Alaska. Di mana lapisan salju tahun lalu telah menghilang dan menyisakan hamparan tanah kosong yang luas.
Dengan kehadiran Job Fair & Internship Expo, sama-sama memberi benefit untuk kampus dan industri.
Selain itu, terdiri atas 3 titik parkir, Privilege Parking Spot merupakan area parkir dedicated yang disediakan khusus untuk semua jenis kendaraan elektrifikasi Toyota dan Lexus.
Menaker Ida menegaskan bahwa gedung WDC sebagai bentuk jawaban Pemerintah (BBPVP Bandung) terhadap kebutuhan anak-anak muda di Bandung dan sekitarnya.
Masakan yang dikurasi secara ahli oleh Chef Daniel Chaney, menjanjikan simfoni rasa yang akan membuat lidah Anda terpuaskan.
Promosi produk perkebunan harus ditingkatkan partisipasinya ke depan
Para pekerja transportasi CPO atau minyak sawit, banyak yang mengalami pengurangan frekuensi angkut minyak sawit
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved